ArtikelTanya Jawab

Kenapa Anak Berprestasi Berubah Jadi Biasa-Biasa Saja?

momwithson.jpgPak Ariesandi Yth.,
Saya, seorang ibu berumur 47 tahun mempunyai 2 orang putra (20 tahun & 16 tahun). Pada tahun 2001 karena “tugas” Bapak pindah ke Batam, tinggal kami bertigadi Jakarta. Pada tahun 2006 giliran sang kakak “kuliah” di Bandung, sekarang tinggal kami berdua. Kakak pulang ke Jakarta 1 minggu 1 x, Bapak 1 bulan 1 x.

Mhn bantuan atas permasalahan yg saya hadapi.

Si bungsu, Andrew, kelas 1 SMA, pd waktu S.D. kelas 2 – 5 tidak pernah bermasalah dlm pelajaran dan sangat mandiri (belajar sendiri sejak SD kelas 3). Pelajaran paling yg disukai s/d saat ini adalah Matematika. Pada waktu kelas 1 SMP pernah ikut olympiade matematika, tapi hanya sampai dibabak penyisihan. Sewaktu SMP menjadi anak yang pendiam (sebelumnya “ceria”). Pelajaran di sekolah “biasa-biasa” saja. Saya sempat kaget beberapa waktu lalu, Andrew pernah nyeletuk, kalau diingat-ingat aku sempet kesel dengan temen-teman waktu kelas 6 (di St. Ursula). Rupanya peristiwa dijauhi sekelompok
temen-teman perempuan (karena keringatnya bau selesai olahraga) membekas dihatinya.

Yang menjadi pertanyaan saya, apakah ini mempengaruhi “jiwa” Andrew, sekarang menjadi minder&tidak percaya diri atau ada faktor lain?

Satu hal lagi yg membuat saya kewalahan, Andrew type anak penurut, apapun yang disuruh tidak pernah dibantah, tapi tidak pernah dilakukan. Contoh: pd waktu belajar, pegang buku, tapi tidak tahu pikirannya melayang kemana. Tambahan informasi, sejak tinggal berdua, saya overprotected terhadap Andrew.

Sejak ikut seminar di Bellagio, sebagaimana saran Bapak, saya sekarang sedang berusaha melepaskan Andrew agar melakukan pekerjaan rumah sendiri agar lebih bertanggung jawab. Saya juga melakukan hypnosleep tapi tidak pernah berhasil karena Andrew sangat peka, digoyang sedikit saja langsung bangun. Apa yg harus saya lakukan?

Demikian, terima kasih atas jawaban Bapak

Pertanyaan dari : L.L
Anggota Parents Club Jakarta

Related Articles

One Comment

  1. Ibu yang baik,
    Saya ikut merasakan kebingungan Ibu. Apa yang dialami anak Ibu memang bisa jadi disebabkan oleh perlakuan yang diterima dari rekan-rekan wanitanya saat itu. Untuk menghilangkan muatan emosi negatif yang timbul karena masalah ini memang perlu terapi. Sewaktu saya nanti ke Jakarta jika memungkinkan saya akan berusaha sediakan waktu untuk bantu sebisa mungkin, jika anak Ibu mau. Memang harusnya dilakukan terapi dengan 2 – 3 sesi untuk kasus seperti ini.
    Salam hangat dari Hypnoparenting Team.

Back to top button