ArtikelParenting

Kasih Ibu Sepanjang Masa!

“Oh, saya hanya seorang ibu rumah tangga”, demikian kata seorang ibu ketika saya tanya apa pekerjaannya.

“Hmm, menarik sekali. Mengapa Anda mengatakan “hanya seorang ibu rumah tangga”? Bukankah seharusnya Ibu dengan bangga mengatakan bahwa ibu adalah seorang ibu rumah tangga? Tak ada alasan untuk tidak menjadi bangga karena Ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki peran besar mendukung anak-anak dan suami dalam membangun masa depan”, demikian jawab saya.

“Ah, Bapak bisa saja berbasa-basi. Saya ini kan cuma di rumah. Tidak menghasilkan apa-apa”, kata sang ibu.

“Janganlah mengukur prestasi Ibu dari banyaknya uang yang dihasilkan. Ibu menghasilkan sesuatu yang tak nampak. Ibu mampu menghasilkan dan menjadi sumber cinta yang akan membuat seorang manusia biasa mampu melakukan hal-hal luar biasa dalam kehidupan. Itulah yang dilakukan oleh ibu saya pada diri saya pribadi. Karena cinta beliaulah maka saya mampu menghadapi tantangan kehidupan dan berkarya untuk kehidupan. Ibu saya menyalakan lentera kehidupan saya dengan cinta kasihnya casino yang tanpa syarat dan begitu tulus. Inilah yang sering dilupakan oleh seorang ibu rumah tangga”, jawab saya dengan penuh kesungguhan.

Wahai para Ibu dimanapun berada tutuplah mata sejenak dan rasakan bahwa Anda adalah Ibu yang luar biasa yang akan mampu membuat seorang manusia biasa melakukan hal luar biasa dengan cinta kasih Anda.

Mulai saat ini jika Anda ditanya apa pekerjaan Anda, maka jawablah dengan penuh percaya diri dan penuh kebanggaan bahwa Anda adalah seorang ibu rumah tangga!

Terima kasih tak terhingga untuk Ibu saya pribadi. Terima kasih untuk seluruh Ibu yang membaca tulisan ini. Sadarilah bahwa cinta kasih dan pengorbanan yang selama ini Anda lakukan layak mendapatkan penghargaan luar biasa  karena nilainya yang tak terukur. Tak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan sebanyak yang dapat dilakukan seorang ibu.

SELAMAT HARI IBU 22 DESEMBER 2008!


Salam hangat penuh cinta untuk Anda sekeluarga

Ariesandi dan team sekolahorangtua.com

Related Articles

14 Comments

  1. Dulu, sblm jadi bunda dari 3 anak kami, jujur…saya masih suka menunda pekerjaan yang dimintai tolong oleh Ibu saya. Kini…setelah jadi seorang bunda dan ada saatnya anak kami juga menunda membereskan mainannya, rasanya sakit banget. Pasti…itu pula yang dirasakan Ibu saya yang kini totalitas waktu dan pengabdiannya beralih menjaga anak2 kami saat kami tinggal kerja. Hari ini, Selasa, 23 Desember 2008, tepat 53 tahun usia beliau. Maaf buk atas semua kesalahanku dulu. Terimakasih banyak atas semua letihmu, perjuangan dan kasih sayangmu selama ini padaku. Semoga Alloh memberimu sisa usia yang barokah, tetap penuh cinta dan selalu sehat…Amiin.

  2. Maksud hati sempat bpikir seperti itu. Tapi kenyataan, begitu saya berhenti kerja otomatis penghasilan keluarga bkurang. Dengan kondisi anak kami yg istimewa (gangguan pendengaran), kami memerlukan keuangan yg istimewa pula. 1,5 th full house wife, mengakibatkan beberapa kbutuhan anak tdk dapat terpenuhi (terapi dll). Akhirnya sy berubah pikiran..dengan bekerja bukan brarti seorang ibu mengurangi kasihnya untuk keluarga, tp justru demi masa depan keluarga.

  3. Pernah saya lalai, ketika tak mengawasi anak saya bermain, apa yang ia dapat? ia saya dapati sedang menonton film horor yg bukan untuk dikonsumsi oleh anak umur 5 th di rumah tetangga saya, saya bersyukur bahwa saya masih dapat memberi pengertian kepadanya. saya tidak bisa bayangkan jika saya bekerja dan anak saya bersama pembantu dirumah….

  4. Saya seorang Ibu, karena suatu keadaan saya harus membantu suami bekerja. Walaupun bekerja di kantor, dirumahpun tetap bekerja. Seorang Ibu mayoritas punya naluri keibuan…, walaupun bukan Ibu Rumah Tangga, tetap berjuang yang terbaik buat-anak-anaknya. Bersemangatlah para Ibu, kerja di kantor atau di rumah sama-sama berjuang untuk keluarga, Ibu adalah Ibu dimanapun dia berada tetap Ibu. Mari di Hari Ibu bersemangat untuk terus belajar menjadi Orang Tua yang baik bagi anak-anak kita. Sukses dan sukses buat para Ibu. dari kelembutanmu …..anak-anak kita pasti maju memperjuangkan keluarga, masyarakat, agama dan bangsa. Amin

  5. Terima kasih buat artikelnya
    Saya beryukur sekali karena MEMILIKI IBU yang luar biasa dan juga untuk memiliki KESEMPATAN MENJADI seorang IBU.
    selamat HARI IBU untuk ibu-ibu lainnya.

  6. Saya terkadang dilema. Menjadi ibu rumah tangga adalah suatu kehormatan bagi saya. Pun berkarya untuk memberi sumbangsih bagi lingkungan atau bekerja di luar rumah dalam rangka berperan dalam membangun generasi sekaligus berbagi pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki ( plus mendapat penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup ) adalah satu hal yang juga penting dalam hidup saya. Bagaimana mensinergikannya ?

  7. Berat memang menjadi seorang ibu yang harus bekerja dan mendidik anak2 seorang diri, mungkin dikarenakan pisah atau suami sakit yg menyebabkan tidak bisa beraktifitas. Tetaplah semangat. Di tangan kita masa depan anak2 dan bangsa. Mari terus belajar menjadi guru bagi anak2 kita….

  8. baru ketemu blog ini. blog bagus. artikel2nya inspiratif. dan thanks utk artikel yg satu ini. saya bukan org yg percaya diri, apalagi ketika brenti kerja dan hanya ngurus rumah/anak2 saya tambah gak pede. tapi, mulai skarang saya mau belajar bilang: saya ibu rumah tangga ! dg pede dan bangga :). 

  9. bapak, saya bangga sekali menjadi “seorang ibu”, karena saya benar2 menyadari bahwa saya harus membentuk generasi yang baik dan berkualitas, bukan semata untuk ambisi atau emosi saya, tetapi saya ingin anak2 nantinya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang bermanfaat , mandiri ,sukses dan bahagia…
    hal yang sebenarnya menyadarkan saya adalah berangkat dari masa kecil saya , dimana saya tidak cocok samasekali dengan cara2 orang tua mendidik saya, dan saya ingin memperbaiki itu melalui anak2 saya
    trims artikelnya bagus sekali

Back to top button