ArtikelParenting

Anak Belajar dari Kehidupan untuk Membentuk Dirinya

friendship4.jpgReaksi Anda akan Menentukan Sikap dan Perilaku Anak. Anak merupakan cermin dari perilaku orangtuanya, jadi saat membaca point-point di bawah ini, ingat-ingatlah apakah Anda sebagai orangtua ingin memberikan contoh yang baik atau contoh yang buruk pada anak Anda

  1. Anda suka mengritik maka anak Anda akan belajar mengutuk dan berkeluh kesah
  2. Anda suka menciptakan suasana permusuhan maka anak Anda akan belajar berseteru
  3. Anda suka menakuti maka anak Anda akan belajar hidup prihatin dan tak berani berbuat sesuatu
  4. Anda suka mengasihani anak maka anak Anda akan belajar mengasihani diri sendiri
  5. Anda suka mencemooh maka anak akan belajar menjadi pemalu
  6. Anda suka mencemburui maka anak akan belajar iri hati
  7. Anda suka mempermalukan anak maka ia akan belajar merasa bersalah
  8. Anda suka mendorong maka ia akan belajar percaya diri
  9. Anda suka mentoleransi maka mereka akan belajar sabar
  10. Anda suka memuji maka mereka akan belajar menghargai
  11. Anda menerima anak apa adanya mereka akan belajar mengasihi
  12. Anda mendukung anak maka mereka akan menyukai diri mereka sendiri
  13. Anda mengakui mereka maka mereka akan belajar untuk mempunyai sasaran
  14. Anda suka berbagi maka mereka akan belajar bermurah hati
  15. Anak dibiasakan jujur maka mereka akan belajar mengatakan yang sebenarnya
  16. Anak merasakan keadilan maka mereka akan belajar bersikap adil
  17. Anak banyak merasakan kemurahan dan pertimbangan maka mereka akan belajar menghormati
  18. Anak merasa tenteram maka mereka akan belajar percaya pada diri sendiri dan orang di sekelilingnya
  19. Anak merasakan persahabatan maka mereka akan belajar bahwa dunia ini menyenangkan

Pastikan Anak Anda belajar hal-hal yang baik dari Anda dan Kehidupan di sekelilingnya.

Related Articles

30 Comments

  1. Pak Aries & Pak Sukarto

    Sudut pandang orang tua dan anak sering berbeda. Anak kadang menginginkan sesuatu dg jalan menangis. Sikap orang tua yang benar bagaimana ? Setahu saya sikap yang diambil oleh orang tua bisa marah, bisa mendiamkan saja anaknya menangis, atau menuruti keinginan anak supaya cepat diam. Yg mana yg benar atau Bapak punya solusi lain?
    Terima kasih.

  2. Saya ingin sharing kepada Bp. Agustinus ttg kebiasaan anak-anak menginginkan sesuatu dengan cara menangis. Saya sangat sebal bila anak-anak meminta sesuatu dengan cara merengek. maka ketika mereka meminta sesuatu, bila itu tidak mahal dan dalam batas wajar, saya memberinya. Tetapi bila saya anggap harganya terlalu mahal atau akan mubazir, saya tidak akan memberinya. Atau saya beri tetapi ada suatu usaha dulu bagi mereka untuk mendapatkannya. Saya berusaha tidak terpancing emosi dengan rengekan mereka. Saya katakan pada anak saya, tanpa menangis atau merengek, ibu tau apa yang kamu inginkan tetapi untuk saat sekarang tidak bisa, kamu harus belajar bersabar. Mungkin karena saya sering pakai cara itu, lama-lama anak-anak hapal bahwa dengan menangis atau merengek, tidak akan banyak berguna.Mudah-mudahan sharing ini membantu ya ?!

  3. Anak saya, umur 3,5 tahun punya kebiasaan bangun siang ( pagi2 bangun sebentar, pindah tidur, terus tidur lagi sampai jam 8 pagi). Yang aneh, kalo pagi hari sepertinya dia sangat tidak suka sama saya. Kalau saya dekati, apalagi dibangunkan dia marah-marah, yang dicari selalu ibunya. Bagaimana bisa begitu yaa?

  4. sifat anak saya tdk pernah mendendam..padahal kalo dipikir2 saya ortunya dendaman..tapi koq gak nurun ya ama anak saya..Dia pernah digigit 4x, disabet dadanya pake benda tajam hingga berdarah dan dipukul berkali2 oleh teman sebayanya..dan anak saya tetap welcome terhadap anak ‘beringas’ tersebut.Sementara saya sih udah alergi lihat anak ‘beringas’ itu.Gimana tuh pak..???

  5. Berat memang, tapi itulah mengapa dalam agama Islam dikatakan “surga ada di telapak kaki ibu”. Karena itu juga ketika ada sahabat Nabi Muhammad yang bertanya , “Kepada siapa saya mesti berbakti ?” dijawab oleh Nabi, ” Kepada ibumu.” Ketika ditanyakan kepada siapa lagi, dijawab “Kepada ibumu.” dan jawaban ini diulang sampai 3 kali, baru yang keempat dikatakan “Kepada Ayahmu.”
    Terima kasih Ibu.

  6. saya setuju, setiap sesuatu pasti ada sebab & akibat. dan cenderung anak selalu mencotoh & mendapatkan efek dari perilaku orang tuanya. maka berhati-hatilah dalam bersikap.
    Terima atas saran yang berikan dalam persoalan ini.

  7. saya tertarik dengan hypnoparenting ini, tapi bukunya susah saya dpatkan ya?atau memang edisinya terbatas, terimakasih atas atention2 yg di kasih, semoga bermanfaat untuk semua dan tidak terlambat saya menerapkannya.

  8. Untuk bk.Agustinus, menurut saya kalo anak menginginkan sesuatu dgn cara menangis, kita hrs beritau dia kalo mau minta sesuatu tdk dgn cara menangis dan bila dia tetap menangis, jangan didiamkan saja, tp digendong dan dipeluk, tapi tetap kita tdk berikan apa yg dia mau..Jadi anak tetap merasa bahwa dia disayang dan lama kelamaan dia akan tau bahwa menangis tidak membantu untuk mendapatkan sesuatu. Sekarang anak saya kalo mau minta sesuatu dan tidak saya kabulkan dia akan bertanya”saya harus gimana mam, supaya bs dapet mainan itu?”Semoga membantu.

  9. Rasanya saya selalu bersikap adil sama anak2,yang besar 5th dan yang kecil 3 th,baik secara materi (beliin mainan) maupun kasih sayang tapi kenapa kakaknya selalu ngiri ke adiknya,kalau adiknya lagi ga ada atau masih tidur sikapnya baik sekali,tapi kalau adiknya ada sepertinya dia kepengen berantem terus sama adiknya..kenapa ya?saya sering bingung menghadapinya.trims

  10. dear Ibu Linda,
    untuk memahami permasalahan tersebut kita harus mengetahui Tangki Cinta seorang anak dan cara mengisinya dengan bahasa cinta yang tepat. Jika tangki cinta seorang anak penuh maka ia akan bersikap baik dan mudah diajak kerjasama (diatur). SAtu kabar baik bagi Ibu bahwa materi tentang Tangki Cinta sudah bisa didapatkan DVD nya.
    salam hangat dari team sekolahorangtua.com

  11. Anak saya,laki2, kelas 1 sd,6.5 thn, dikomplain walikelasnya krn tidak bisa duduk manis untuk jangka waktu yg lama,bila disuruh mencatat atau mengerjakan latihan jarang diselesaikan dan catatannya juga tidak rapi, bila bosan dia sering bercanda di kelas, sehingga teman2nya ikutan tidak serius,hasil rapornya kemarin dia nomor dua dari terakhir krn dibawah rata2 kelas..tapi tidak ada yg merah, rata2 masih 75, tp walikelasnya tdk merasa puas, menurutnya anak sy mengganggu konsentrasi kelasnya,dan lagi menurutnya bila dia sedikit saja bisa konsentrasi dia bisa mengalahkan semua teman2nya, krn kemampuannya sebenarnya jauh diatas rata rata..tapi walaupun dia tdk suka diam, dia bisa dikendalikan dan tdk pernah merusak apapun..dan dia sgt supel, punya banyak teman,tidak memilih2 teman dan disukai teman2nya, untuk memperbaiki sikap belajarnya saya ikutkan dia kumon,juga ekskulnya saya pilihkan karate (kebetulan jg dia suka, dan dia mendapat nilai A) agar dia berlatih disiplin.. dan ada perubahan positif cuma agak lamban,rasanya wajar ya..namanya juga proses,..tapi walikelas kayaknya belum puas bahkan dia hendak membawa anak sy ke psikolog sekolah untuk disurvey..gimana ya? apa ada ortu yg bisa sharing? saya pernah bertanya pada anak sy..apakah dia suka bersekolah disana..dia jawab senang..dia anak yg cekatan,ceria dan ramah, tp memang selalu hrs diingatkan krn suka buru2,suka mencoba segala sesuatu tapi juga cepat bosan..bila dinasehati dia mendengarkan dan meminta maaf bila salah..dipatuhi sebentar lalu ddilanggar lagi..saya tidak perduli dgn ranking..tapi sy juga ga mau kalau dia tertinggal di kelasnya..takut berpengaruh pada rasa percaya dirinya..

  12. dear ibu yulida,
    dari cerita Ibu yang sekilas (apalagi saya belum lihat langsung sang anak) saya akan mencoba membantu memberikan saran. Sepertinya anak Ibu memiliki gaya belajar kinestetik dengan kepribadian yang terbuka. Untuk tipe seperti ini memang gaya belajar yang cocok adalah gaya belajar yang tidak mengekang / memberikan kebebasan yang terkontrol dan terarah. Untuk penanganan di kelas seharusnya guru mengerti mengenai gaya belajar dan kepribadian anak Ibu dan bertindak untuk memahaminya. Saya tidak yakin apakah gurunya mengerti sampai sedalam itu mengingat tugasnya sudah sangat banyak.
    Jadi pada intinya anak Ibu tidak bermasalah, hanya orang lain perlu memahaminya dengan lebih baik sesuai dengan tipe kepribadiannya dan gaya belajarnya.
    Selain itu untuk mendukung itu semua Ibu di rumah perlu memperhatikan tangki cintanya dengan cara mengisinya melalui bahasa cinta yang tepat. Jika tidak maka Ibu bisa jadi sudah merasa memperhatikannya namun si anak tidak bisa merasakan apa yang Ibu berikan. Seperti seseorang yang hanya menguasai bahasa Indonesia berbicara kepada seseorang yang hanya menguasai bahasa Indian. Tidak nyambung.
    Berbagai masalah anak seringkali berkaitan dengan kurang penuhnya tangki cinta. Tangki cinta yg penuh membuat seorang anak mudah diatur dan bekerja sama serta berperilaku baik.
    Penjelasan detail mengenai kepribadian dan gaya belajar serta tangki cinta tersebut bisa didapatkan dalam materi Parents Club SekolahOrangtua. Informasi keanggotaan bisa didapat dengan kirim email ke cs@sekolahorangtua.com
    salam hangat dari team sekolahorangtua.com

  13. Bpk Aries yth,
    trims atas tanggapan yang bpk berikan,…saya ingin sekali memiliki DVD tsb tapi dimana saya bisa mendapatkannya?saya berdomisili di luar negeri..rencana cuti ke indonesia insya Alloh bln Maret.

  14. Bapak Aries Yth,

    Terima kasih atas kiriman news letter mengenai anak belajar dari kehidupan. Bagus dan bermanfaat untukmengingatkan.
    Pertanyaan saya, apakah ini sama dengan “Children learn what they live” karya Dorothy Law Nolte ? Kalau memang sama atau terinspirasi dari karya tersebut, bolehkah saya usulkan untuk mencantumkan nama beliau ? Terima kasih

  15. Terima Kasih Pak, sudah mengirim edisi 06 tapi saya belum menerima edisi 05. Semua letter yang dikirim ke saya sungguh bermanfaat bagi keluarga saya.

    Terima KAsih

    Bahagia Pinem

  16. Sy jg tertarik dg DVD tentang mengisi tangki cinta anak krn sy jg punya pengalaman yg hampir sama dg Ibu Linda dalam menghadapi anak saya, khususnya kecemburuan si sulung terhadap adiknya. Saya tinggal di bandung, mohon informasi dimana bisa mendapatkan DVD tersebut di Bandung

  17. dear Ibu Yessi,
    thanks atas emailnya
    untuk mendapatkan DVD tangki cinta Ibu bisa kontak kami di cs@sekolahorangtua.com untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
    thanks
    salam hangat penuh cinta u anda sekeluarga

  18. Terima kasih atas kiriman artikel yang sangat bermanfaat bagi saya sebagai bapak dan psikolog.. maaf selama ini belum bisa mengikuti tawaran seminar yang bapak tawarkan kepada kami..Semoga pada kesempatan lain saya bisa mengikutinya…Kapan seminarnya diadakan di Yogyakarta ?

  19. bagi kami sebagai orang tua yang baru belajar menjadi orang tua, artikel ini sangat bermanfaat bagi kami. kami ingin anak kami menjadi anak yang bisa nurut dan berbakti pada orang tua. dari artikel ini kami jadi tau bagaimana seharusnya mendidik anak supaya menjadi anak seperti yang kami inginkan…:) makasih

  20. Trimakasih artikel sangat bermanfaat bagi saya, terutama belakangan ini saya harus banyak koreksi diri sebagai orang tua, dimana saya punya anak umur 8 thn (kls 2 sd) akhir2 ini tidak mau sekolah kalau tidak saya tungguin, perlu bapak tau selama Ulangan umum saya tungguin disekolah, bahkan kalau saya berangkat kerja dia selalu nangis minta ikut kerja, saya harus gimana ya pa !
    padahal ditanyain apa ada guru&temannya yg pukul dia hanya geleng2. saya bantuan bapa apa yg harus kulakukan , Terima kasih!

  21. terima kasih pak Ariesandi dan Sukarto, selama dua bulan ini saya mencoba menerapkan apa-apa yang saya dapatkan dari e-mail anda berdua, dan hasilnya ada perubahan sikap prilaku anak-anak saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

  22. Ternyata memang ajaib, tingkah laku kita akan sangat berpengaruh dengan pertumbuhan mental anak kita dimasa depan, sebetulnya adalah memang orang tualah yg pertama harus belajar memahami diri sendiri dan memperbaiki diri, dan kita adalah contoh yg paling dekat untuk anak kita sendiri. Terimakasih.

  23. Salam,
    Saya adalah pembaca setia surat2 anda.
    Saya punya masalah. Anak saya berusia 15 tahun, baru masuk SMA klas 1.
    Saya selalu berusaha agar anak saya berkata kata positif, tapi kenapa dia selalu berkata kata negatif atau berusaha menyangkal kata2 positif dari saya.Misalnya dia sering mendapat nilai pas pas an untuk matematik.Padahal dia jarang belajar matematik. Saya berkata, kalau kamu sering latihan dan belajar lebih banyak pasti nilaimu akan lebih baik. Dia menjawab, tidak bisa. Ini memang sudah kemampuanku, jadi sudah tidak bisa lebih baik lagi.
    Ujian Bahasa Inggrisnya mendapat nilai baik sekali,(96) dan saya bilang kalau kamu belajar lebih banyak lagi pasti kamu bisa dapat 100 seperti yg dapat award itu. Dia menjawab, tidak bisa, aku cuma bisa seperti itu. Bagaimana mengatasi anak yang pesimis?Sepertinya dia tidak berusaha untuk maju, dan tidak suka diberi semangat untuk maju?
    Terima kasih sebelumnya.
    Dari Ratna M.

  24. Pak, terimakasih artikelnya. Saya menyadari betul tindakan kita sebagai orangtua akan berdampak pada anak-anak kita baik positif ataupun negatif. Saya ada sedikit pertanyaan, apakah perilaku anak kita juga dipengaruhi oleh sekolah? maksud saya apakah tindakan guru dan juga perlakuan teman-teman akan mempengaruhi perilaku mereka? dan seberapa besar dampaknya? misalkan nama julukan yang diberikan teman teman atau julukan yang diberikan si guru sendiri. Saya punya dua saudara yang di masa sekolah dulu sering dijuluki profesor, sampai sekarang tidak jadi profesor meskipun keduanya pandai. Saya sendiri dijuluki macam macam dari bayi, profesor, ilmuwan, sampai monyet. untungnya saya tidak jadi monyet. juga tidak jadi profgesor atau ilmuwan, tapi ibu rumah tangga biasa yang ngurusi anak dan suami di rumah. sekali lagi terimakasih artikelnya pak.

  25. Salam,
    Thanks Pak saya selalu membaca artikel yang dikirim ,manfaatnya banyak sekali , selama ini ada kekurangan masalah mendidik anak tapi allahamdulillah adanya artikel yang saya baca menambah pengertahuan saya , oh ya anak saya juga seperti anak Ibu Yulida tapi sekarang seiring tambah usia dia mulai berubah ,sekarang dia kelas dua dan saya selalu mohon sama guru kelas anak saya berbeda dengan yang lain , syukur bu guru mengerti dan anak saya banyak sekali perubahannya setelah kelas dua .
    Terima kasih,
    Sri Mulyani

  26. Terima kasih bapak atas artikel-artikel yang dikirim sangat bermanfaat bagi kami sebagai orang tua yang selama ini selalu ‘alpa’ dalam membimbing anak-anak kami. Semoga dengan artikel-artikel yang bapak kirim kepada kami merupakan ‘media pengingat’ agar selalu sadar bahwa anak merupakan amanah yang harus dijaga dan dibimbing dengan benar. Thank you very much for your attention. Good luck for you.

    Best regard,
    evida

  27. Mestinya artikel tadi dijadikan mata pelajaran wajib bagi setiap orang yang mau menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya. Orang tua juga turut andil bukan hanya di dalam memberi peraturan, tapi orang tua juga harus memberi teladan dengan cara menuruti aturan yang dibuatnya sendiri. Seringkali orangtua tidak menyadari peraturan dibuat bukan hanya untuk dipatuhi oleh anak-anaknya saja, tapi orang tuapun harus mematuhi peraturan itu sendiri.
    Kemarin saya melihat ada seorang ibu yang suka mengatakan hal-hal negatif. Jadi ceritanya begini. Anaknya kelas 3 SD, umur kurang lebih 10 tahun. Anaknya bilang ama ibunya. “Bu, mau lihat sebentar kartu yang ibu pegang. Sebentarrrr aja. Boleh yach” Terus ibunya menjawab, “Jangannnnn!!! (dengan nada berteriak) Nanti kamu pegang, kartu ini langsung hilang. Dasarrrr anak bandel!!!! Sudah sana… pergi… jangan ganggu ibu…..!!!!”
    Saya yang duduk di depan ibu tsb kaget sekali mendengar ucapan kasar ibu tsb. Bagi saya, anak perempuan itu termasuk sopan, minta ijin ama ibunya, kepingin lihat kartu dipegang ibunya. Apakah salah ???
    Terus contoh yang saya alami sendiri. Umur saya hampir setengah abad ini. Ibu saya lebih tua lagi dari saya 20 tahunan. Pada waktu saya berkunjung ke rumah ibu saya, saya mau membantu ibu saya membawakan beberapa piring. Tiba2 ibu saya berteriak: “Jangannnnn!!!! Nanti semua piring yang kamu bawa bisa pecah semuanya….!!!
    Terus saya bilang, mama jangan kuatir… saya gak pernah memecahkan piring kok. (Selama ini saya tidak pernah memecahkan 1 piringpun di rumah mama atau di rumah siapapun). Tapi karena ibu saya terus berteriak, sayapun meletakkan kembali piring2 tsb. Tapi untung, puji Tuhan, sifat saya tidak sama dengan orang tua saya. Memang wajah kami mirip sekali, tapi sifat bertolak belakang. Sekian sharing dari saya. Semoga para orang tua bisa lebih berhati-hati di dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Kelak anak-anak akan trauma bila ingin berkomunikasi dengan Anda, bila Anda terus berburuk sangka atau berkata-kata negatif terhadap anak-anak.

  28. Salam,
    Terima Kasih atas semua artikel2 yang pak Aries kirimkan ke alamat email saya. Sebelum saya mengikuti sekolah orang tua yang bpk bina memang saya sdh membaca beberapa artikel Pak Aries dan membeli beberapa buku Pak Aries.
    Memang tidak mudah untuk menjadi tauladan terutama bagi anak2 kita, karena anak2 lbh sering berada di dekat ibu ketimbang dekat dg ayahnya. Di sinilah kepiawaian seorang ibu diuji karena apa yang dilakukan oleh orang tua, mungkin 75 % akan di tiru oleh anak. Semua orang tua pasti menginginkan anak2nya menjadi anak2 yang The Best, tetapi tanpa sadar terkadang kita memberikan contoh yang tidak baik, hal ini pernah saya lakukan dan mungkin sering. Oleh karena itu, saya tidak ingin absen membaca artikel2 bapak agar saya bisa menjadi yang lebih baik, terutama untuk keluarga. Saya sependapat dengan pak Khamid bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah, tetapi ketika kita pahami bahwa itu adalah sebuah tugas yang sangat mulia, hati kita akan merasa senang, bahagia. Bagaimana kita bisa mendapatkan hal tersebut kembali kepada diri kita. Saya bersyukur kpd Tuhan dan berterima kasih kepada Sekolah Orangtua.com binaan pak Aries dkk.
    Salam Sejahtera dan Salam Kenal untuk semua di Sekolah Orang Tua……

  29. Peran ibu dalam membesarkan anak sungguhlah besar, dengan latar belakang kehidupan masa kecil yang mungkin kurang menyenangkan terbawa dalam kehidupan sehari hari dalam mendidik anaknya,memang untuk itu seorang ibu harus menyadari terlebih dulu apa kekurangannya dan bagaimana cara memperbaiakinya sehingga ibu dapat belajar memahami dan mengerti apa kebutuhan anaknya, karena kita tahu merasa tidak disayangi amatlah sakit, sekarang kita tahu untuk membentuk karakter anak mejadi baik adalah lewat sentuhan dan kasih sayang seorang ibu

Back to top button