“Aduh duhh….”. Keluh seorang ibu sambil mengelus dada. “Napa, jeng ?”. Tanya tetangga sebelah rumah dengan nada perlahan. “Jantungnya bermasalah ?”. “E… Bapak Santoso. Nggak pak…”. Jawab ibu tersebut sambil tersenyum malu. “Saya cuman sedang sedih, jengkel dan marah. Campur aduk dah pak. Saya ini kok bisa melahirkan anak yang nakal ? Anak saya ini loh, pak. Bikin saya gemes melihat dan mendengar perilaku anak saya setiap hari. Mulai dari gak mau disuruh belajar, suka bohong, tidak punya semangat kalau ngadepin kesulitan, tidak disiplin ngikutin aturan. Hampir tiap hari saya mendapatkan laporan dari gurunya dan hampir setiap hari saya harus teriak-teriak di dalam rumah untuk mendisiplinkan anak saya. Saya jadi gak tahan ada di rumah, penginnya kerja melulu. Daripada pulang, kemudian ketemu anak saya… terus harus ngadepin kenakalan anak saya.” Cerocos ibu itu tanpa bisa di rem. Benarkah anak nakal dilahirkan ? Setiap anak memang dilahirkan. Tidak ada seorang anak yang hidup di dunia ini tanpa melalui proses kelahiran. Jadi kalimat diatas 50 % tepat tapi 50 % lainnya salah ! Kenakalan ada dalam diri anak bukan karena dilahirkan. Bukan karena takdir. Bukan juga karena turunan / warisan dari kakek nenek moyang. Kenakalan terjadi karena pembentukan dari lingkungan. Karena kenakalan tidak termasuk warisan gen maka tentu saja bisa dicegah agar tidak terbentuk. Bagaimana mencegahnya? Kenakalan pada anak terjadi, hampir selalu diawali dengan satu kesalahan yaitu kesalahan dalam proses komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan suatu proses yang membutuhkan kemampuan memahami dan menyampaikan ide/perasaan kepada orang lain. Kesalahan terbesar dan terbanyak yang dilakukan oleh orangtua dalam berkomunikasi adalah kegagalan untuk memahami anak terlebih dahulu (memahami karakter anak, memahami bahasa cinta anak, dan memahami kebutuhan anak). Berapa banyak dari kita yang meminta anak untuk memahami kita terlebih dahulu dan mengerti keinginan kita. Pernahkah kita meminta anak seperti ini : “Ibu yang melahirkan kamu, jadi ibu yang paling mengerti keinginan kamu.“ Atau, “Ayah yang menyekolahkan kamu sampai tinggi. Ayah juga yang memberi kamu makan nasi bukan batu. Jadi sudah sepantasnya kamu berbakti dan taat kepada ayah !”. Ketika kita gagal memahami anak maka anak akan berusaha mencari AKAL agar bisa dipahami oleh kita yaitu dengan melakukan hal yang tidak kita sukai atau sebaliknya. Akal-akal yang nakal inilah yang membuat kita pusing 7 keliling. Apa saja yang perlu kita pahami terlebih dahulu dalam diri anak agar komunikasi bisa berjalan dengan mulus ?
- Tipe kepribadian anak Anda sehingga Anda bisa mengetahui apa yang disukai atau dibenci oleh anak Anda. Anda juga akan mengerti bagaimana memberikan motivasi sesuai dengan tipe kepribadian anak Anda.
- Cara salah yang sering digunakan orangtua dalam menasehati anaknya mengakibatkan anak tumbuh menjadi seseorang yang sering ragu-ragu, tidak percaya diri dan sulit mengambil keputusan.
- Cara berkomunikasi agar anak mau mendengarkan dan fokus dengan apa yang disampaikan orangtua.
- Mengenali bahasa cinta anak Anda. Berbicara dengan bahasa cinta yang tepat akan membuat anak benar-benar merasa dicintai oleh orangtuanya.
Jadi, jika ada SATU SKILL PENTING yang harus dimiliki oleh setiap orangtua, skill itu adalah bisa berkomunikasi efektif dengan anak. Anak menjadi merasa dicintai dan dimengerti oleh orangtuanya. Itulah SKILL TERPENTING yang perlu dimiliki oleh semua orangtua. Semoga artikel singkat ini bermanfaat dan memberikan perspektif baru bagi Anda semua dalam berkomunikasi dengan anak Anda. Silakan beri komentar Anda tentang artikel ini di bagian bawah. Kami akan senang sekali mendengar komentar Anda. NB: Oh ya, Sekolah Orangtua memiliki paket Effective Communication in Parenting yang menjelaskan secara detil semua hal yang berhubungan dengan cara komunikasi efektif dengan anak. Lebih dari 6 jam pembelajaran bisa Anda peroleh dari paket DVD dan CD tersebut. Dalam rangka menyambut Ulang Tahun Kota Surabaya tgl 31 Mei nanti, Sekolah Orangtua akan melakukan SALE dan BIG DISCOUNT sebesar 40% untuk Paket Effective Communication in Parenting ini . Jadi dari harga semula Rp 500.000,- menjadi Rp 300.000,- (Hemat Rp 200.000,-). Detil dari paket ini bisa dilihat di halaman paket ini. SALE DISKON 40% HANYA selama 3 hari saja yaitu Selasa tanggal 31 Mei, Rabu 1 Juni dan Kamis 2 Juni. Bagaimana prosedur pembelian? Bisa dibaca di halaman Cara Berbelanja. Semoga bermanfaat! Sukses selalu buat Anda!
Saya sudah beli dvd tangki cinta, buku parenting, serta buku Rahasia Sukses mendidik anak. Dalam artikel ini memang saya akui membing anak nggak mudah. Saya terapkan yg saya dapat dari buku, memang dampaknya positif banget. Walaupun kenakalan anak masih ada…tapi masih dalam kewajaran. Terima kasih pak ariesandy….
Paragraf paling atas artinya apa bos….?
Salah tulis atau gimana ya…?
Bahaya itu bos kalo salah tulis….
Setau ane itu kagak ada artinya.
Adzambulillah aneh bos..kagak ada itu.
Bapak Iyan,
Paragraf paling atas hanya bisa dipahami oleh ibu yang mengucapkannya dan bersifat personal. Kata-kata itu merupakan jeritan perasaan putus asa sehingga terucaplah kata-kata itu, yang menurut ibunya merupakan perkataan yang paling pas untuk mengungkapkan campur aduk perasaan kecewa, putus asa dan marah.
Terima kasih untuk kekritisan bapak.
Ibu Anty,
Terima kasih untuk semangat belajar ibu.
Anak berperilaku yang tidak sesuai harapan kita (biasanya kita sebut nakal) itu merupakan hal yang wajar karena ia memang sedang bertumbuh, berkembang dan mengasah dirinya. Akibatnya terkadang memang dia melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.
Tetap sabar ya Ibu.
makasih atas infonya… bagus banget dan terasa manfaatnya buat saya selaku pendidik dan org tua dalam menghadapi anak di sekolah dan rumah
komen sy kurleb mirip dengan komen pak/oom Iyan Wiryanus, gmn jika “Adzambullilah” di-make-up menjadi “Duh aduh pusing.. Duh aduh pusing..”
karena tdk semua pembaca dan pemirsa berpikiran jernih terbuka seperti ibu/tante Sandra Mangliandi M Psi., begitu.. 🙂
so far, yup, komunikasi adalah nafas dari interaksi sosial, dan tanpa komunikasi yg ideal maka akan sulit mewujudkan interaksi sosial yg ideal.
Iya, aneh banget tuh “Adzambullilah….”