Tulisan berikut ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya dengan judul yang sama yang telah dimuat di website sekolahorangtua.com juga. Namun kali ini kita akan membahas masalah ini untuk anak berusia 12 tahun sampai 18 tahun atau masa remaja hingga dewasa awal.
Banyak anak-anak remaja menjadi stres saat mereka berhubungan dengan masalah pertumbuhan. Mereka khawatir tentang perubahan tubuhnya, bergelut dengan seksualitas dan jati diri mereka. Anak-anak remaja ini seharusnya dapat membicarakan masalah mereka dan seharusnya sudah mengembangkan kemampuan untuk mencari jalan keluar atas suatu permasalahan. Namun dikarenakan emosi yang dapat berubah dengan tiba-tiba dan keraguan akan keputusan yang penting, mereka memerlukan bantuan khusus dan dukungan dari kita – orang dewasa – terutama kedua orangtua. Fase ini biasanya akan terlewati dengan baik jika di fase sebelumnya orangtua mengembangkan sebuah komunikasi yang baik – yang membangun sebuah harga diri – dengan anaknya.
Pada saat awal masa remaja, anak-anak remaja sangat sensitif akan kritikan. Nasehat yang bermaksud baikpun akan ditangkap sebagai kritikan dan menjadi penyebab kemarahan atau reaksi pertahanan. Mereka butuh penghargaan dan biasanya yang didapat adalah sebaliknya. Seringkali klien remaja saya tidak bisa menangkap dengan baik apa yang dilakukan orangtuanya terhadap diri mereka. Akhirnya mereka bisa saja mencari pelarian untuk pemecahan masalah di luar rumah.
Stres yang umum dialami oleh anak-anak remaja adalah mendapatkan tes, tekanan untuk mendapatkan nilai yang bagus, godaan untuk mencoba sex dan obat-obatan, bermasalah dengan hubungan laki-laki atau perempuan, mempertanyakan benar dan salah, kegugupan saat berpidato dan kompetisi, keragu-raguan akan penampilan fisik, tekanan dari terlalu banyak aktifitas, merawat adik laki-laki dan perempuan, tidak punya cukup waktu, dan tekanan menjadi kakak atau adik yang baik serta kurang percaya diri.
Apa ciri-ciri bila anak remaja anda di bawah pengaruh stres? Makan terus menerus sehingga menciptakan masalah berat badan, melamun secara berlebihan, menggunakan obat-obatan terlarang atau mengalami gangguan syaraf seperti kedipan mata yang tak biasa, menggigit kuku, dan kejang otot. Stres secara emosi bisa merupakan sebuah awal bagi pemikiran tentang bunuh diri, tindak kenakalan, tingkah laku perfeksionis, pengasingan diri dan kegagalan akademik di sekolah. Ketidak pedulian akan penampilan fisik, sifat yang lekas marah dan mudah tersinggung serta mudah mengalami kelelahan adalah tanda-tanda lain dari stres. Anak-anak remaja sering menanggapi stres dengan menarik diri, tidak berbicara, menjadi pemberontak atau pembangkang dan melibatkan diri dalam masalah kenakalan remaja.
Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu? Mereka memerlukan cara untuk mengatasi situasi yang stres. Saat anak remaja kita belajar bahwa dia dapat mengatasi masalah-masalahnya, dia mendapatkan sikap yang positif tentang dirinya. Jangan tergoda untuk memberikan pemecahan menurut pemikiran kita sendiri. Saat mereka mencapai usia ini peran kita sekarang sedikit bergeser menjadi seorang “konsultan” bagi mereka. Hanya beberapa hal penting yang masih menjadi otoritas kita. Sampai sejauh mana? Diskusikan dengan anak Anda! Hanya Anda dan anak Andalah yang tahu. Ini semua bergantung dari bagaimana kita membesarkan mereka dulu sebelum usia 12 tahun.
Berikanlah pujian yang tulus ketika dia melakukan pekerjaan yang bagus akan sesuatu. Ingatlah untuk berkata terima kasih. Anak-anak remaja sering merasa tak dihargai. Secara sederhana penuhi Tangki Cinta mereka! Tangki Cinta seringkali menjadi penyebab masalah remaja stres. Mereka merasa tak dihargai dan disetujui padahal orangtua merasa sudah melakukan semuanya!
Hal lain yang kita perlu periksa adalah jadwal kegiatan anak kita. Apakah dia terlalu banyak memiliki aktivitas? Atau bekerja terlalu keras memenuhi tuntutan akademik. Beberapa anak remaja menemukan diri mereka sendiri tertimbun dalam kesibukan saat mereka menambahkan pekerjaan setelah sekolah pada jam-jam yang harusnya digunakan untuk istirahat. Apakah dia mengharapkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang terlalu banyak di rumah? Meskipun anak-anak seharusnya mengerjakan tugas-tugas yang biasa saja, beberapa anak remaja menjadi terbebani dengan tugas mereka. Anak-anak remaja masih anak-anak dan mereka memerlukan waktu untuk bersantai dan belajar.
Mungkin cara yang sangat efektif untuk membantu anak-anak remaja mengatur stresnya adalah tetap membuka garis percakapan. Dia mungkin tidak ingin atau memerlukan nasehat kita, tetapi dia akan menghormati perhatian kita sebagai orangtua. Hampir semua anak-anak remaja menyukai orang-orang dewasa yang hanya mendengarkan mereka. Mereka ingin seseorang mendengarkan apa yang harus mereka katakan.
Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh mengutarakan pendapat kita, terutama sekali masalah-masalah penting seperti nilai-nilai hidup. Tetapi bila diskusi berubah menjadi adu argumentasi, kita mungkin memerlukan waktu yang lebih untuk mendengarkan, dan mengutarakan pendapat kita secara pelan dan tenang. Seni komunikasi diperlukan dalam hal ini.
Dukunglah anak remaja kita untuk melakukan kegiatan yang bersifat fisik. Anak-anak remaja dapat mengurangi stres dengan aerobik, bersepeda, bersepatu roda, jogging ataupun olahraga lainnya. Ini adalah sebuah cara yang berguna untuk mengatasi stres. Pendekatan positif lainnya meliputi belajar menjadi tegas, menguasai kemarahan dan berkata “tidak”.
Kapankah kita seharusnya mencari bantuan? Masa remaja adalah waktu yang sulit untuk anak-anak remaja dan keluarga mereka. Ketika tekanan-tekanan menjadi ekstrem dan ketika tidak ada jalan keluar lagi, ini waktunya berbicara pada orang lain yang lebih profesional menangani hal ini. Ketika melihat bukti bahwa anak kita menggunakan obat-obatan terlarang, atau anak remaja kita membicarakan tentang bunuh diri atau mulai membuang hal-hal yang berharga, mintalah bantuan profesional secepatnya. Cermati peringatan akan tanda-tanda depresi, melakukan sex yang beresiko, perilaku anti sosial yang tidak wajar dan perubahan kepribadian.
KESIMPULAN Anak-anak tidak dapat melarikan diri dari stres dan tekanan-tekanan yang datang dari lingkungan kehidupan sekarang. Tetapi mereka dapat belajar untuk mengatasinya , sebagai orangtua, kita dapat membantu anak kita dengan beberapa cara: Ajarikan untuk mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang dihadapi. Anak perlu belajar untuk mengenali masalah, jalan keluar yang memungkinkan, yang setuju akan jalan keluar yang memungkinkan dan yang tidak setuju akan jalan keluar yang memungkinkan, kemudian pilihlah yang terbaik. Dalam hal ini terkadang kita perlu memberikan kepercayaan pada mereka untuk menjalani keputusannya walau kita tahu ke mana arah keputusan itu. Berikanlah pengalaman pada mereka. Janganlah terjebak dalam paradigma “saya tidak ingin anak saya terperosok ke dalam lubang yang sama dengan saya”Jika hal itu tidak menyangkut hal yang fatal biarkan mereka mengalaminya sendiri dan kita tetap dukung mereka dengan cara tetap membuka hati kita untuk mereka.
Bicaralah dengan anak remaja kita, carilah waktu yang khusus untuk berbicara. Cari tahu apa yang terjadi dalam hidupnya. Jujurlah dan terbukalah dengan dia. Ceritakanlah tentang tujuan keluarga dan diskusikan kesulitan-kesulitannya, tanpa membebani mereka dengan masalah-masalah kita. Pujilah anak-anak ketika mereka melakukan hal-hal yang bagus, dan jangan lupa pelukan-pelukan dan ciuman-ciuman atau sentuhan fisik lainnya seperti tepukan di bahu atau belaian di kepala. Salah satu bahan pembicaraan menarik adalah pengalaman hidup kita.
Pastikanlah anak kita juga mempunyai waktu yang tenang sehingga dia dapat bersantai. Ajarilah dia latihan-latihan fisik seperti bermain bola, skating, berenang, berlari, berjalan, bersepeda. Kegiatan-kegiatan tersebut juga mengurangi stres.
Jadilah pendukung. Saling menghormati dan berbagilah bantuan yang berharga selama waktu stres. Anak memerlukan kita untuk mengeluarkan energi negatifnya. Dia juga mendapatkan manfaat dengan melihat bagaimana kita berhasil mengatasi stres.
Tips untuk mendidik anak memahami stres Ajarilah anak kita untuk mengenali situasi stres. Dia seharusnya membicarakan tentang stresnya atau menulisnya. Ajari dia berbagai strategi mengatasi stres.
Bermainlah suatu peran tentang situasi yang sangat stres dengan anak. Bantulah dia untuk menentukan cara yang berguna untuk mengatasi stres.
Gunakanlah humor untuk menahan perasaan dan situasi yang tidak mengenakkan. Seorang anak yang belajar menggunakan humornya akan lebih baik untuk memandang segala sesuatunya dengan lebih masuk akal.
Jangan bebani anak kita dengan terlalu banyak aktifitas setelah sekolah. Bantulah anak-anak untuk belajar melangkah. Jangan mendaftarkan mereka di setiap kursus yang ada, dan jangan menuntut mereka untuk menjadi yang nomor satu dalam segala hal.
Ketika kita sendiri dalam pengaruh stres yang berlebihan, telitilah untuk lebih yakin bahwa kita pun dapat melewatinya bersama-sama dengan anak kita. Buatlah sebuah contoh yang baik. Lakukanlah pengendalian diri dan kemampuan dalam mengatasi masalah. Doronglah untuk bekerjasama dibandingkan dengan berkompetisi. Dapatkan bantuan profesional ketika masalah-masalah diluar kemampuan kita.
salam hangat penuh cinta untuk Anda sekeluarga,
Ariesandi S.,CHt.
www.sekolahorangtua.com
www.ariesandi.com
Makasih buat kirimannya… Mudah2 an saya bisa mempraktekkannya dalam mendidik anak saya.
Trim’s untuk artikelnya,Pak Ariesandi saya mau curhat, saya mempunyai anak asuh perempuan berusia 15 th. Saya mengangkatnya ketika dia lulus SD, sejak kecil dia hidup dlm tekanan keluarga yang broken home, dia sulung dari 4 bersaudara. Saya baru menyadari ternyata dia mempunyai “kebiasaan atau kelainan” yaitu dia sangat mudah sekali tertidur walaupaun sedang melakukan kegiatan misalnya sedang cuci piring,makan bahkan mandi sekalipun.Itu sering skali terjadi bahkan hampir setiap hari baik pagi, siang maupun malam.Dan yang sering membuat saya kesal dia tidak merespon kalau saya bicara dengan pelan atau dengan lemah lembut, tetapi dia akan merespon ketika saya sudah bicara agak keras. Anaknya cukup cerdas di SMP dia termasuk 10 besar, bahkan sekarang mauk SMA negeri Favorit di kota kami. Yang jadipertanyaan saya adalah bagaiman cara mengatasi anak ini di usia remaja seperti ini. Trima kasih.
Anak adalah anugrah terindah yang diberikan sang pencipta untuk orang yang mampu memeliharanya, sehingga alangkah tidak bertanggungjawabnya seorang orang tua yang tidak sempat meluangkan waktunya untuk anak
Thanks atas artikelnya pak…berguna untuk anak saya juga.
Dimasa remaja ini, terjadi perubahan tubuh pada anak…menjadi orang yang dewasa. Mohon bantuannya pak, bgm cara yang efektif untuk mengajarkan anak tentang seks pada usia anak SD.
Thank atas bantuannya.
sebelumnya terimakasih artikelnya pak aries, saya selalua menanti artikel-artikel terbarunya, sangat bermanfaat bagi saya untuk bekal mendidik anak-anak. memang terkadang sebagai orang tua saya sering merasakan lepas kontrol, sehingga anak menjadi pelampiasan, memang hal tersebut tidak baik untuk perkembangan mentalnya, tetapi dengan artikel artikel yang bapak tuliskan, jadi menyadarkan saya agar dalam kondisi apapun untuk selalu mengisi tangki cinta anak-anak kami.
salam hangat dari kami sekeluarga
regard,
Kamilia Niam Sutaman
Bagus sekali artikelnya Pak. Stress yang dialami oleh anak dapat diselesaikan dengan memberi perhatian pada anak baik berupa pujian dan mengajak bicara tentang masalah yang dialami oleh anak. Yang terpenting dan selalu diingat oleh orang tua adalah bantulah menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak dan jangan menyalahkan apa yang telah dilakukan oleh anak.
Artikelny abgus banget. Nanti insyaalloh akn saya coba. mudah-mudahan saya bisa menghadapi saudara saya.
Pak, good article! tapi saya sedang ada masalah yang cukup pelik. Sepupu saya datang dari keluarga yang broken home. adik dan kakaknya pun tinggal di beda kota. Saat ini dia tinggal bersama keluarga saya dan sudah bekerja…umurnya 22 tahun. Saya sendiri tumbuh dikeluarga yang bisu berdialog, jadi saya terbiasa untuk menyelesaikan masalah sendiri dan keluarga saya punya beberapa aturan yang lazim diterapkan oleh semua keluarga seperti jam malam dll. Namun sepupu saya merasa terkekang dengan aturan tersebut, sementara ortu saya merasa memikul tanggung jawab karena dititipi keponakan oleh adiknya. Sepupu saya sekarang semakin jauh dan lebih mempercayakan masalah curhat kepada seorang sahabat wanitanya, yang katanya sangat perhatian. Tindakan nya dapat kami terima, namun setelah dia berkenalan dengan sahabat wanitanya itu, ternyata menurunkan kinerja nya ditempat kerja, saya sempat ditelepon atasannya. Apa yang harus saya lakukan untuk membantu dia? karena sekarang dia semakin genjar berbohong..padahal saya sudah berusaha menutupi kebohongannya didepan keluarga..tetapi saya malah dibalik dibohongi…terima kasih
artikel yg sgt bagus, pak. saya punya anak laki2 umur 8 tahun, sgt emosional, sering marah dan pukul adik serta pembantu saya. dia ada kebiasaan menggigiti kuku. saya sering bingung klu dia lagi marah, krn spt ada dendam kpd temannya bertengkar, cth pd adiknya. Saya sering jd merasa bersalah karena mgkn itu semua di sebabkan sy yg terlalu keras dlm mendidiknya,,dan juga klu sy marah mmgkn dia lihat meledak2 spt itu..karena begitu banyak tugas sekolah dan ulangan setiap hari mk saya selalu memaksa dia utk belajar dan dia menjadi sgt kesal dan berkata; “belajar,,,belajar melulu”. Apa yg harus sya lakukan utk menghadapi anak saya ini. terimakasih.
Makasih Pak …! Saya selama ini mengaku sangat bersalah, karena berbicara pada anak remaja saya dengan layaknya seperti guru, bukan sebagai konsultan…saya belum mengisi piala cintanya…”please forgive me God”
Halo ibu Mariani Sitepu,
Terima kasih sudah mengakuinya. Ini sudah langkah besar untuk usaha perbaikan.
Mari kita menjadi orangtua yang lebih baik lagi dari kemarin.
Salam hangat untuk Anda sekeluarga
kapan ada pelatihan tentang ini pak? karena menurut saya artikel bapak ini masih sangat teoritis sekali. sekalian saya usulkan kalau di pelatihan kita membuat support group supaya kita juga mengasah kemampuan kita jadi tidak membebani pak Aries dengan pertanyaan yg sama. jadi kalau soalnya sudah pernah dijawab ya kita sebagai yg sudah pernah belajar, bisa menolong teman yang baru datang di kancah parenting ini. demikian usulan saya semoga pelatihan segera di jakarta selatan.
trimakasih sambungan artikelnya. Saya pun sering mengalami “ups and downs” dengan putri tiri saya. Sebenarnya saya kagok menunjukkan perhatian saya. Beberapa waktu terakhir saya menyadari kalau saya sering memojokkan dirinya dan pada saat yang sama saya juga menunjukkan kelebihan dirinya mulai dari SD sampai remaja ini. Kalau saya atau dia sudah “terbebani”dengan tekanan yang saya buat sendiri, saya meminta maaf dan memeluknya dan bilang betapa saya tidak ingin kehilangan dia, betapa saya ingin dia bisa jadi dirinya, betapa saya ingin dia bisa bangga dengan kemampuan dirinya. Jujur saja, kami jarang melakukan kontak fisik, tapi saya tahu saya sayang dia. Rasanya memang berat untuk melihatnya menjadi “seseorang yang punya pendapat sendiri, jalannya sendiri” ..Rasanya baru kemarin dia masih kecil, masih diatur2 dibantu2 ini itu nya…
pak tolong gmn solusinya …. anak saya umur dah 17 th tapi sekarang kok ndak mau sekolah … sy sampek bingung.. bagaimana mengatasinya… semua sudah sy tempuh mengajang ngomong, bercengkrama… tapi semuanya nihil. semakin didekati anaknya semakin menjauh….
Sangat bermanfaat
Trimakasih banyak ! GBU
Assalamualaikum saya yg sedang mengalami punya anak satu usianya 15 tahun laki2 tapi dia harus menerima kenyataan pahit yaitu terpisah dari kami ortunya karena sebuah perceraian sungguh sangat tertekan broken home anaku saya sebagai ortu sangat merasa sedih. Hanya doa yg terus mengalir untuk anaku yg paling ku sayangi semoga ALLAH memberikan kekuatan ksabaran kesehatan keselamatan untuk anaku tercinta selalu dalam LINDUNGANYA Amiiiinnnn.
Terimakasih artikelnya sangat bermanfaat untuk saya lbh intropeksi diri dan terus belajar menjadi ortu yg baik.