Dunia ini memang sudah sangat berubah, jika dibandingkan dengan keadaan 15 tahun yang lalu. Peran pencari nafkah saat ini, tidak lagi diemban oleh ayah seorang saja. Ibu pun sudah harus ikut turun gunung agar asap dapur tetap mengepul dan gaya hidup bisa terakomodasi. Penghasilan dari 1 pintu saja, tidak cukup untuk digunakan di jaman sekarang.
Konsekuensi dari perubahan ini paling berdampak pada kehidupan anak. Anak tidak lagi sering bertemu dengan ayah ibunya. Ia lebih sering bergaul dengan pengasuh, nanny, ataupun baby sitternya dibandingkan dengan kita. Bahkan tak jarang, pertemuan keluarga inti yang lengkap, hanya bisa dilakukan di hari sabtu minggu. Itupun jika tidak ada perjanjian bisnis mendadak atau panggilan bos di hari libur. Ironis bukan ?
Ya…. Ada sisi baiknya sich dari perubahan fenomena ini yaitu munculnya lapangan kerja baru bagi para pengasuh anak. Jadi tidak perlu ke luar negeri menjadi TKI/TKW, cukup di dalam negeri mengasuh (dan kalau bisa mendidik) anak bangsa penentu masa depan negara ini. Atau munculnya Rumah Anak/Tempat Penitipan Anak.
Nah… permasalahan yang sering muncul dalam pengasuhan modern ini adalah memilih pengasuh yang cocok dan top ! Ketepatan dalam memilih pengasuh akan sangat membantu anak mengembangkan dirinya agar berkembang optimal. Kesalahan memilih pengasuh, tentu saja akan berdampak pada masa depan anak.
Contoh nyata (dan memang benaran terjadi !) mengenai kesalahan dalam memilih pengasuh terjadi pada Raja Inggris, George VI, ayah dari ratu Elizabeth II sekarang. “Lo kok bisa ? itu kan raja. Bisa juga ya salah memilih pengasuh.”
Yup. Nanny (panggilan pengasuh di Inggris) yang dipilih untuk mengasuh Raja George VI bukan nanny yang peduli ataupun berkarakter nurturing. Ia bertipe nanny yang keras dan tidak memahami kebutuhan anak. Akibat dari kesalahan dalam memperlakukan George kecil, George tumbuh dewasa dengan mengidap penyakit stutering/gagap. Gangguan bicara ini harus diidap oleh George hingga ia dewasa bahkan ketika ia dilantik menjadi raja. Demikian dahsyatnya kesalahan pengasuhan di masa kecil yang berdampak pada keseluruhan hidup seorang anak.
Pada dasarnya, pengasuh dan anak merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena keterbatasan seorang anak maka ia membutuhkan orang dewasa untuk mendampinginya sebelum ia menginjak dunia dewasa itu sendiri. Siapapun pengasuhnya, bisa anda sendiri sebagai orangtua maupun seseorang profesional yang anda bayar karena anda tidak memiliki waktu untuk mengasuh, anda perlu cermat dalam mengenali karakteristik yang sesuai.
Anak dan pengasuhnya itu dapat diibaratkan penari balet berpasangan yang biasa disebut pas de deux. Penari wanita dapat menari dengan bebas, melompat kesana kemari dan berputar ke kanan kiri, hal ini karena kerjasama yang jempolan dengan penari prianya. Coba anda bayangkan jika penari pria tidak memiliki karakter penari balet yang baik yaitu kemampuan menari, kemampuan untuk membaca timing (waktu) kapan si penari wanita akan meloncat, dan kemampuan fisik untuk mengangkat tubuh si penari wanita. tentu penari wanita akan mengalami kesulitan untuk mengekspresikan tariannya.
Pengasuh itu sama seperti penari pria, ia harus mampu menopang penari wanita tapi juga perlu menjaga keharmonisan gerakannya agar dapat memperindah tarian itu.
Jadi… pengasuh seperti apa yang akan Anda pilih untuk menemani buah hati Anda sepanjang hari ?
Saat ini, pilihan pengasuh sudah beragam. Kita bisa memilih memasukkan anak di sebuah Tempat Penitipan Anak (TPA), membayar nanny profesional, baby sitter part time, atau pembantu rumah tangga.
Rumah Anak
Dalam artikel ini, saya lebih sreg menggunakan istilah Rumah Anak dibandingkan dengan Tempat Penitipan Anak karena penggunaan kata titip berkesan seperti barang.
Jadi poin utama untuk memilih RA yang baik adalah apakah mereka memperlakukan anak-anak disana sebagai seorang individu atau sebagai barang yang sekedar dititipkan. Cari tahu mengenai masalah ini dengan melihat program yang ditawarkan oleh mereka. Jangan tergiur dengan fasilitas yang disediakan karena fasilitas tidak menjamin perlakuan terhadap anak.
Anak-anak itu sangat sederhana (kalau memang tidak dibiasakan bermain dengan barang elektronik). Mainan apapun bisa menjadi mainan bagi mereka. Bahkan bawang merah ataupun peralatan dapur sudah bisa menjadi mainan bagi anak usia toddler (1.5-3 tahun).
Perlakuan apa yang perlu kita cek ?
- Karakter pengasuh/nanny : ramahkah ia ? Strategi apa yang telah ia siapkan untuk menghadapi perilaku rewel anak ?
- Person in charge/penanggung jawab tempat
- Program kegiatan harian anak.
- Kebersihan tempat.
- Penanganan emergency
Keunggulan dari RA ini adalah adanya sistem pengawasan dari Penanggung jawab sehingga kesalahan bisa segera dibetulkan. Anak pun bisa enjoy karena banyak teman dan permainan.
Nanny Profesional vs Baby Sitter Part Time
Di Indonesia terjadi kesalahan penggunaan istilah pengasuh ini. Istilah baby sitter lebih banyak digunakan untuk menjelaskan pengasuh yang seharian menjaga dan merawat anak. Padahal pada kenyataannya, istilah yang tepat untuk pengasuh, penjaga dan perawat anak yang bertanggung jawab pada kegiatan sehari-hari anak adalah nanny. Sedangkan baby sitter merupakan pengasuh anak yang hanya bekerja menjaga dan merawat anak beberapa jam sehari sesuai perjanjian dan kebutuhan. Karena bertugas menjaga hanya beberapa jam, biasanya bisa menggunakan tenaga remaja ataupun mahasiswi.
Untuk nanny, biasanya telah memiliki bekal keterampilan mengasuh anak. Yang kurang dicermati adalah kesehatan, karakter dan pola pikir dari nanny. 2 hal ini biasanya luput dari perhatian orangtua ketika menscrening seorang nanny.
Kesehatan disini menyangkut kesehatan fisik dan kesehatan mental. Pengetahuannya mengenai kebersihan anak, kesehatan anak dan kemampuannya untuk menjaga kebersihan anak, peralatan yang digunakan anak dan lingkungan tinggal anak.
Karakter yang sebaiknya dimiliki oleh seorang nanny adalah ceria, sabar dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak.
Pola pikir yang perlu dimiliki oleh seorang nanny adalah kemauannya untuk belajar hal baru dan beradaptasi dengan aturan baru. Karena setiap rumah pasti memiliki aturan dan cara memperlakukan anak berbeda-beda.
Selain itu, pola pikir yang perlu dicek dari si nanny adalah apa definisi seorang anak bagi si nanny. Apakah hanya sekedar seorang anak yang perlu diperhatikan kebersihannya saja ? ataukah sekedar seorang manusia yang perlu diperhatikan kesehatan dan perlu diberikan stimulasi kecerdasan ?
Nilai nilai hidup yang dianut oleh si Nanny juga perlu dicek oleh kita. Jika nanny memiliki nilai hidup : hidup ini harus dinikmati, tidak perlu lah terlalu keras bekerja, nanti bisa stres. Jika ia memiliki nilai hidup seperti ini maukah anda memintanya menjaga si kecil ?
Di RA, screening ini juga perlu kita lakukan untuk melihat apakah karakter pengasuh yang disediakan oleh RA cocok dan sejalan dengan nilai-nilai hidup kita.
Pembantu Rumah Tangga
Mempekerjakan pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah sekaligus menjaga anak kita memiliki keuntungan sekaligus kerugian.
Keuntungan yang bisa kita peroleh adalah harga murah yang kita bayar untuk 2 pekerjaan sekaligus. Keuntungan kedua adalah jika kita mendapatkan PRT yang jempolan, bagus dalam proses berpikirnya maka anakpun akan ketularan kecerdasannya. Bagaimana jika tidak ?
Kerugiannya adalah biasanya fokus perhatian yang terpecah bisa menyebabkan PRT menggunakan cara menakut-nakuti anak agar anak mau dan menurut kepadanya sehingga PRT pun bisa mengerjakan tugas RT.
Cara mana yang paling benar ?
Tidak ada yang paling benar dalam memilihkan pengasuh yang paling cocok dengan kita. Yang ada adalah mencari model pengasuh yang tepat dengan karakter anak, karakter kita, dan situasi kita. Pilihan ada di tangan kita. Karena pengasuhan paling ideal adalah diasuh oleh ayah ibu sendiri. Nanny ataupun RA hanya lah sekedar alat untuk membantu kita. Jadi pilihlah alat yang cocok dan sesuai dengan anak dan diri Anda.
Alat bantu untuk sreening yang populer saat ini adalah graphologi, deteksi karakter manusia melalui tulisan tangannya. Ada karakter tulisan tangan tertentu yang sebaiknya dihindari ketika mempekerjakan seorang pengasuh. Untuk saat ini, Graphologi adalah cara deteksi yang paling mudah dan sudah terbukti keakuratannya dalam pekerjaan saya mendeteksi pengasuh.
Semoga apa yang sudah dijelaskan sejauh ini bermanfaat bagi Anda. Tolong beri komentar atau feedback di bawah ini, pendapat Anda tentang artikel ini dan apakah Anda ingin mendapatkan artikel lebih lanjut ttg topik ini atau topik lainnya.
Salam Hangat Penuh Cinta
Artikel yang sangat menarik, terima kasih telah memaparkan artikel yang baik. Karena memang kondisi sekarang sangat susah untuk mencari baby sitter/nanny apalagi di kota kecil dimana saya tinggal sekarang. Banyak informasi yang didapat dari rekan kalo bisa mendapatkan nanny yang berkualitas namun di tempat yang 150km jaraknya dari tempat saya tinggal. Saya tertarik dan baru mendengar istilah graphologi. Apakah untuk mengetahui graphologi ini harus menguasai disiplin ilmu tertentu atau orang awampun bisa mempelajarinya? Bagaimana cara mengatahui dari graphologi ini sehingga bisa menentukan nanny yang berkualitas untuk anak? Demikian, terima kasih atas jawaban yang diberikan.
Halo bapak Fajar,
Mempeljari Grapho bisa dilakukan oleh siapa saja pak. Tidak perlu khusus belajar disiplin ilmu tertentu.
Untuk bisa melihat karakter seseorang melalui Grapho, bapak bisa membaca buku Graphologi karangan Bayu Ludvianto “Analisis Tulisan Tangan: Untuk Hidup yang Lebih Baik”…ada di Gramedia.
Silahkan membaca dan belajar pak !
Artikel yang bagus pak. Jika ada artikel tentang bagaimana mengetahui karakter anak sebagai landasan penerapan pola asuh yang cocok mohon di sharing. terimakasih
sangat setuju dengan adanya artikel graphologi ini sehingga kita sebagai org tua tidak salah pilih dlm mengambil keputusan ttg menentukan karakter seseorang yg akan menjaga anak kita selama orang tua berada di luar rumah.
Emang tepat ni artikel! Bagus banget. Tks Bu.
Bagus artikelnya Bu
Apakah bu Sandra, bisa memberikan tips, yang bisa dilakukan kami, agar kami ibu bekerja. bisa bekerja dgn tenang bila kami tdk mendapatkan RA, atau Nani yang ideal menurut Graphologi., untuk meminimal dapat negatif pada anak kami? tks
Artikel yg bagus, memang relevan dgn kehidupan saat ini dimana banyak para ibu yg bekerja, mdh2an akan selalu ada artikel seperti ini yg bisa memberi informasi kpd para orang tua dalam membimbing anaknya menjd manusia yg lebih baik dgn segala keterbatasan. Ibu Sandra, bisakah ibu memberikan masukan agar nany yg kami pekerjakan, bisa bekerja sesuai dgn keinginan dan bekerja dgn maksimal. Trims sarannya ya bu
Like This,,, Artikel yang bagus,, alhamdulillah di rumah saya ada dua PRT yang satu fokus ke kerjaan RT yang satu fokus merawat anak, dan bantu2 PRT satunya jika sudah pulang, soalnya PRT yang satunya tidak tinggal di rumah, tapi tetangga rumah,,, dan karena dua PRT jadi bayarnya gak total, jadi jatuhnya murah juga,, 🙂
Hai Bunda Prima,
Jika kita memang ingin menitipkan anak kepada RA atau Nanny, bunda harus memastikan bahwa pilihan Bunda sudah tepat. Ketepatan inilah yang akan membuat kita tenang dalam menitipkan buah hati kita. Selama kita merasa pilihan kita kurang tepat, perasaan was-was pasti akan terus menghantui kita.
Jika ingin menyeleksi melalui grafologi, carilah nanny yang memang memiliki kestabilan emosi, harga diri yang sehat, jujur, optimis dan ramah. Karakteristik ini bisa dilihat dari tulisan tangannya. Info lebih detil silahkan membaca buku nalisis Tulisan Tangan: Untuk Hidup yang Lebih Baik, karangan Bayu Ludivianto di toko buku Gramedia.
Jika sudah mendapatkan yang tepat, kekhawatiran ibu sudah bisa berkurang setengahnya.
Kekhawatiran setengahnya bisa dikurangi dengan terus menerus mengisi tangki cinta anak dengan demikian kedekatan emosi antara ibu dan buah hati akan terjaga.
Tips lainnya adalah atasi emosi negatif yang biasanya sering hingga dalam diri kebanyakan orangtua. Netralisirlah sehingga kedekatan emosi bisa juga terjalin.
Silahkan belajar melalui paket emotion clearing yang sudah disediakan oleh SO.
Selamat mencoba Bunda Prima
Ibu Ninin yang baik.
Untuk bisa mendapatkan nanny yang mau dan mampu bekerja maksimal, proses seleksi ibu yang harus diperketat.
Ketika kita sudah mendapatkan nanny dengan kriteria yang kita inginkan, kita akan lebih mudah untuk memolesnya.
Buat kesepakatan aturan kerja dan aturan main dalam mengasuh si kecil. Buatlah keduanya sesuai dengan nilai-nilai hidup yang ibu anut.
Hal ini ditujukan supaya nanny tahu standar pengasuhan seperti apa yang ingin ibu jalankan dan nanny juga tahu apa yang menjadi tugasnya untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Tiadanya kesepakatan ini biasanya akan membingungkan nanny dan akhirnya si nanny menggunakan cara yang ia ketahui untuk mengasuh anak. Nah… terkadang cara si nanny ini yang berbeda dengan standar kita.
Selamat mencoba !
Siang Bu Sandra artikelnya bagus, saya terima kasih sekali dengan artikel ibu ini karena kebetulan saya ibu yang bekerja, dimana pola asuh yang di berikan oleh seorag pengasuh sangat berdampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak saya. Kebetulan dalam usia anak saya baru 5 tahun ini sudah berganti pengasuh sebanyak 8 orang dengan permasalahan beragam dan ada dampak positif yang nampak dan ada dampak negatif yang nampak. bila yang muncul dampak positif saya bersyukur banget tetapi bila yang muncul dampak negatif, serasa nyesal banget, tapi saya dan suami sadar bila itu sala satu resiko yang harus saya dan suami terima. Bersama komentar saya ini saya ingin minta saran ibu apa yang harus saya lakukan dengan anak saya bila dampak negatif itu muncul agar anak saya tidak merasa disalahkan, kebetulan anak saya termasuk anak yang aktif dan suka sekali dengan game di komputer dan suka sekali dengan dongeng. sebelumnya saya ucapkan terima kasih mohon sarannya.
semoga para bunda yang punya masalah kesulitan dalam mencari pengasuh sementara bekerja dapat menemukan solusi terbaik apapun itu.amin……
Halo Ibu Amin Farida,
Untuk membantu ananda mampu memiliki habit/kebiasaan yang baik, ibu bisa menanamkannya melalui kesukaan nanda misal melalui dongeng.
Memang bukan hal yang mudah untuk menanamkannya kembali dan membiasakan, tapi mengingat usia nanda masih 5 tahun, penghilangan kebiasaan yang buruk masih bisa dilakukan.
Untuk membantu Nanda menghilangkan kebiasaan buruk tanpa membuat merasa bersalah, terlebih dahulu ibu harus menghilangkan perasaan bersalah dalam diri ibu dulu. Terima bahwa menitipkan anak pada Nanny pasti akan ada dampak positif dan negatif.
Perasaan bersalah yagn ada dalam diri ibu, seringkali membuat ibu tidak bisa besikap dan memutuskan dengan objektif.
Jika memang Nanda melakukan hal yang tidak semestinya ia lakukan maka ibu perlu bersikap tegas dengan memintanya melakukan yang benar.
Jangan khawatir dengan ketakutan ibu membuat nanda merasa bersalah. Selama ia merasa dicintai oleh orangtuanya, ia akan dengan mudah untuk menuruti nasihat ibu dan ayahnya. Selama kita berniat baik maka nanda pun akan memahaminya juga.
Selamat mencoba
Artikel yang bagus Bu……, saya termasuk dari orang tua yg dua-duanya bekerja. Anak saya 2 dari semenjak kecil hingga sekarang sd kelas 5 dan smp kelas . Diasuh sama pembantu rumah tangga dengan 6 kali ganti. Ada segi positif dan ada segi negative yang kita dapatkan, dari reaksi anak. Karena anak sering mengeluh begini bu;
“Mah kenapa sih mamah gak berhenti kerja aja, nemani aku dirumah”. ada yang bantuin PR dsb., kalau mba kan nggak bisa.
1. Anak saya no.1 smp, orangnya pendiam dan tekun, tapi akhir-akhir ini saya perhatikan jika marah susah sekali dikendalikan.
2. Anak saya no.2 kelas 5, jika keinginanya tidak dipenuhi langsung ngambek, walaupun cepat sekali sembuh ngambeknya.
Anak saya dua-duanya sangat aktif bu….
Yach itu resiko yang harus kita dapat dari pengasuhan orang lain Bu….., mohon sarannya, Terima kasih.
like this.. thanks for the advice.
trimakasih ilmunya
Artikel yang sangat membantu bu sandra.
Tapi ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada bu sandra, karena saya takut akan terjadi hal yang buruk pada anak2 saya
1. Apakah anak yang di titipkan di RA atau TPA masih mempunya potensi untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar?
2. Apakah mental dan phisik mereka akan sehat?
3. Bagaimana aga mereka bisa tumbuh menjadi anak2 yang normal seperti di asuh oleh orang tua mereka sendiri?
Karena jujur, saya jadi bingung harus bagaimana…menggunakan jasa PRT takut anak disiksa, kalo di TPA takut anak sering terjangkit penyakit…mau berhenti kerja juga ga bisa.
Mohon di jawab ya bu pertanyaan saya.
trimakasih bu 🙂
Halo ibu Susan,
Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Jadi jika ibu bingung, silahkan memilih konsekuensi mana yang paling bisa ibu tanggung atau hadapi.
1. Apakah anak yang di titipkan di RA atau TPA masih mempunya potensi untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar?
Ada…
Untuk bisa begitu, seleksilah RA yang ibu incar.
Berdasarkan pertanyaan diatas, apakah sudah memenuhi ?
Tanyakan program akan diajarkan pada anak ? kecerdasan dibentuk tergantung faktor gizi dan stimulasi.
Tanyakan bagaimana memperlakukan anak yang tidak mau mengikuti jadwal di RA atau memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak lainnya ?
Keunggulan RA adalah pada proses sosialisasi anak dan proses menghadapi konflik lebih banyak terasah.
2. Apakah mental dan phisik mereka akan sehat?
Kesehatan mental fisik anak tergantung pada stimulasi dan perlakuan yang mereka dapatkan.
Jadi ibu perlu banyak bergaul dengan pengasuh yang ada di RA. Apakah cara mereka memperlakukan anak, menurut ibu bisa nyaman jika anak dititipkan disana ? (mintalah waktu untuk observasi selama anak disana)
Setiap RA biasanya ada training. Tanyakan training apa saja yang diberikan ?
3. Bagaimana aga mereka bisa tumbuh menjadi anak2 yang normal seperti di asuh oleh orang tua mereka sendiri?
Carilah RA bukan TPA.
Carilah RA yang memang menjadikan anak sebagai subjek bukan objek bisnis saja.
Yang terpenting adalah bagaimana hubungan ibu dengan anak ibu.
Hubungan yang memiliki keterikatan emosi yang sehat akan membantu anak untuk belajar memahami pekerjaan orangtua dan alasan orangtua menitipkan anak ke RA.
Hubungan orangtua anak yang sehat juga akan membantu anak untuk menghadapi perlakuan orang dewasa di luar rumah yang tidak sesuai harapan.
Jadi hubungan yang sehat merupakan imunisasi bagi anak.
Karena jujur, saya jadi bingung harus bagaimana…menggunakan jasa PRT takut anak disiksa, kalo di TPA takut anak sering terjangkit penyakit…mau berhenti kerja juga ga bisa.
Jika hendak menggunakan jasa PRT, ibu perlu menseleksi dan memang benar kenal baik dengan PRT tersebut.
Pastikan pula ada yang mengawasi PRT tersebut.
Tidak semua PRT seperti yang banyak diberitakan di koran. Ada PRT yang mampu untuk menjadi pengganti ibu.
Di RA, carilah RA yang menyediakan fasillitasi isolasi bagi anak yang sakit.
untuk permasalahan sakit, memang ini yang paling sering terjadi dalam RA.
Untuk sakit, kita hanya bisa mencegah tapi tidak bisa menghindari.
Jika memang tidak bisa berhenti kerja, kita perlu bantuan dari pihak luar. Tidak apa-apa, setiap keputusan ada + dan -. Dinikmati saja.
Salam,
Sandra
Halo ibu Anti,
Maaf email ibu terlewatkan terbaca oleh saya.
1. Anak saya no.1 smp, orangnya pendiam dan tekun, tapi akhir-akhir ini saya perhatikan jika marah susah sekali dikendalikan.
Tampaknya anak ibu yang pertama seringkali memendam emosinya sehingga ketika emosi itu sudah sangat intens, akhirnya meledak.
Tampilannya yang pendiam, sebenarnya hanya untuk menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.
bisa jadi, ia meniru figur idola cowok di TV yang memang kebanyakan sering tampak cool. Jagoan di TV, jarang sekali yang menampilkan pribadi yang cengengesan dan sembarangan, pasti kebanyakan yang pendiam dan keren.
atau meniru laki-laki dewasa di rumah yang juga seringkali tampak cool ?
Bisa jadi, anak ibu sejak kecil dibiasankan untuk tidak menampilkan emosinya. apalagi dia adalah cowok. Biasanya kita menghardik dia ketika ia menampilkan rasa frustasi atau kecewanya misal : “Gitu aja nangis. Cowok tidak boleh nangis. kaya cewek aja !”
“Kamu kan cowok, sakit segitu aja, gak papa lah… yang kuat dong !”
Ini hanya berdasarkan pengalaman saya dengan klien. Mengenai apa yang terjadi sesungguhnya dalam diri putra, saya perlu bertemu dengannya.
2. Anak saya no.2 kelas 5, jika keinginanya tidak dipenuhi langsung ngambek, walaupun cepat sekali sembuh ngambeknya.
Jika kelas 5 namun tidak bisa memanage rasa frustasi akibat keinginan tidak terpenuhi berarti si kecil belum belajar proses kecewa. Bahwa tidak setiap keinginan pasti bakal terpenuhi dan belajar bagaimana caranya bisa mendapatkan setiap keinginan.
Jadi si kecil perlu belajar mengalami kecewa dan bagaimana berjuang untuk mendapatkan keinginannya.
Anak saya dua-duanya sangat aktif bu….
kalau memang kedua anak ibu cowok, itu normal. Anak cowok memang kebanyakan aktif.
Gonta ganti PRT memang ada resikonya karena setiap PRT memiliki style sendiri-sendiri dan karakter yang berbeda. Tentu saja perbedaan ini akan mempengaruhi anak.
PRT seringkali hanyalah mengasuh anak bukan mendidik anak. Ini juga salah satu kelemahan menggunakan jasa PRT.
Jadi jika kita mendapatkan PRT yang memang berjiwa pengasuh dan pendidik, ini merupakan sebuah anugerah tidak ada duanya.
Salam,
Sandra
bleh mnta pndptny???gimna sih cara mmbujuk ortu agr nytujuin ank ny pindh skolh,,krna mrsa tdk betah,
Halo Karina,
Kita selalu boleh melakukan tindakan apapun, asalkan siap menanggung konsekuensinya.
Ketidakbetahan pasti ada penyebabnya
Jadi sebelum Karina memutuskan untuk pindah, apakah sudah dipertimbangkan dengan bijak mengenai penyebab-penyebab Karina akan pindah ?
Apakah dengan kepindahan Karina, penyebab yang sama tidak akan muncul di sekolah yang baru ?
Jika Karina sudah siap menanggung tiap konsekuensi yang akan dihadapi dengan pindah sekolah, maka silahkan Karina ajukan proposal kepada ortu Karina.
Isi proposal itu adalah :
1. Penyebab Karina memilih untuk pindah (cari penyebab yang benar benar logis karena jika hanya karena tidak betah, bosan dll tidaklah cukup kuat)
2. Ajukan kerugian dan keuntungan jika Karina pindah sekolah.
3. Ajukan manfaat yang akan diperoleh oleh ortu jika mengijinkan Karina pindah sekolah.
4. Ajukan rencana jangka panjang Karina untuk 7 tahun ke depan. Hendak kemanakah arah hidup Karina.
Salam,
Sandra
Pak Aries, mohon bantuan nya bagaimana mengatasi anak saya yang nakal,
Anak saya Dani laki2 umur 9 tahun, sebenarnya dia anak yang pintar pak, tapi kenapa sama adek nya tidak sayang, dia anak yang tidak bisa diam, suka usil, membantah, tidak bisa di kasih tahu, saya bekerja pak dari jam 9 sampai jam 5, dulu dani di asuh orang lain sekarang dani di asuh nenek nya, tapi kenapa kalau di kasih tau nenek nya tidak bisa sama sekali, sekarang nakal nya tambah menjadi? Saya sampai bingung 1 orang tua yang 1 anak… Mohon solusi nya pak aries
Trima kasih banyak atas bantuan nya