Mata rantai yang hilang dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan di Indonesia : Pendidikan untuk menjadi orangtua profesional
Menjadi orangtua adalah suatu profesi yang sangat mulia. Namun sebagian besar dari kita tidak mengerti harus bagaimana mempersiapkannya. Ketika kita mempersiapkan pernikahan maka kita sibuk memikirkan acara pestanya. Kita sibuk memikirkan siapa yang akan diundang, gaun apa yang akan dikenakan pengantin wanita, makanan seperti apa yang akan dihidangkan, foto kenangan seperti apa yang akan dilakukan dan mungkin juga tempat tinggal seperti apa yang akan dihuni.
Banyak diantara pasangan muda yang menikah tidak mempersiapkan diri untuk mendidik anaknya. Mereka berpikir bahwa kalau menikah dan punya anak maka secara alami kita pasti bisa mendidiknya. Tidak perlu belajar. Tetapi setelah anaknya bermasalah barulah mereka sadar telah membuang waktu untuk belajar. Itupun untung jika masih sadar. Banyak yang tidak menyadarinya sampai tua.
Kebanyakan orangtua sekarang lebih mampu mengelola anaknya ketimbang mengasuh atau mendidiknya. Mengelola adalah kegiatan yang dilakukan dengan pikiran logis. Contohnya menyelesaikan pekerjaan rumah, mengikutkan anak les musik / balet / pelajaran, mengingatkan anak untuk makan, mandi dan tidur. Intinya tentang bagaimana membantu mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan menjadi apapun yang mereka inginkan yang sesuai dengan keinginan kita. Kita memperlakukan anak-anak seperti karyawan di kantor yang perlu dikontrol dan diawasi dengan seperangkat aturan.
Apakah dengan cara mengelola seperti itu sudah layak dan cukup disebut mengasuh dan mendidik? Pengasuhan merupakan kegiatan yang kita lakukan dengan pikiran dan juga perasaan. Hal tersebut meliputi memberi pelukan yang cukup banyak, memberi pujian dan menyemangati ketika anak-anak tertekan, memberikan kehangatan untuk menentramkan mereka dan memberikan mereka waktu berkualitas. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah mengetahui siapa mereka dan membantunya menjadi seperti apa yang ada dalam dirinya. Bukan menjadikan mereka seperti apa yang kita inginkan.
Analogi yang online casino paling buruk tentang pengasuhan anak adalah yang mengibaratkan anak seperti gumpalan tanah liat dan orangtua adalah pematungnya. Hal ini menggambarkan bahwa anak berada dalam pihak yang pasif dan tak berdaya sama sekali. Anak diposisikan tidak memberikan kontribusi dalam proses tumbuh kembangnya. Hal ini pada akhirnya gagal dan sangat merugikan perkembangan anak itu sendiri.
Analogi yang lebih baik adalah analogi bibit tanaman. Pohon kecil yang ditanam di taman semuanya mirip. Tapi ternyata mereka semua berbeda. Ada pohon pinus, pohon apel dan pohon mangga. Kita tidak membentuk mereka melainkan merawatnya sesuai dengan karakteristik yang telah ada.
Kita perlu mencari tahu pohon jenis apa. Setelah itu mempelajari apa yang mereka perlukan dan menyediakan apa yang diperlukan tersebut. Mungkin pupuk yang sesuai dan pasokan air yang memadai sesuai dengan semua sifatnya agar mencapai pertumbuhan optimal.
Dalam hal ini mengelola, membentuk, mengarahkan dan mengajari mendapatkan porsi. Mengasuh dan mendidik adalah selubung yang melingkupi semua hal tersebut. Mengasuh dan mendidik memerlukan kecakapan untuk menentukan kapan saat terbaik untuk mengelola, membentuk, mengarahkan dan mengajari anak sehingga dengan begitu si anak bisa menemukan memunculkan potensi dan karakteristik terbaik yang telah ada dalam dirinya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah selama ini Anda lebih banyak mengelola atau mengasuh? Masih ada waktu untuk mengubah diri dan mempelajari banyak hal untuk membantu anak kita mengembangkan potensi terbaik dirinya. Segeralah ambil tindakan.
Ariesandi
Komentar dan masukan tentang artikel ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang. Silakan isi form komentar di bawah ini. Terimakasih sebelumnya !
setelah membaca artikel ini dengan analogi2nya, saya sepakat dengan pak aries bahwa mengasuh anak lebih penting daripada mengelola anak,karena di dalem pengasuhan anak salah satunya terdapat pengelolaan anak juga.
Namun sangat disayangkan banyak orang tua yang tidak menyadari hal itu, mungkin juga termasuk saya dan istri saya selama ini.
Artikel ini menjaadi pembelajaran dan penyadaran baru bagi saya dan istri tentang bagaimana baiknya memperlakukan anak2 kami.
Pak Aries…di sby mbok tersentuh juga…syukur2 kalo ada clubbingnya..
sy coba daftar kok ga bisa yah? solusinya donk. tanks
Untuk mengasuh atau mendidik anak diperlukan org tua 2 yg berkualitas tentunya. So, pak aries sekolahin kami donk, sbg ortu kita btuh bgt pndidikan tntg anak2.
Halo ibu Ulfa,
Sekolah Orangtua akan terus berupaya untuk menginspirasi para orangtua melalui program pendidikan orangtua. Ibu tunggu saja beberapa program kami yang akan diluncurkan bulan Juli. Program dahsyat untuk orangtua peduli.
Salam Hangat penuh cinta untuk anda sekeluarga
Pak, bagaimana jika hanya satu orang tua saja yang melakukannya.. bapaknya saja atau ibunya saja misal.
Apkah hal ini juga berpengaruh nantinya?
saya udah membaca artikel ini, nantinya akan saya baca lagi,pak… terima kasih, cuman saya ingin menanyakan, keluarga suami saya kan saudara banyak, jadi saya ada kesempatan kumpul dengan keponakan dari kecil sampe yang udah besar, ada yang menarik dari semua itu, kakak ipar saya itu punya anak 3, suami istri 1 harian bekerja, pulang udah sore, begitu selesai makan malam mereka mengurusi pekerjaan mereka, dengan mereka dibiarkan melakukan tindakan seperti itu dan mereka punya prinsip” bahwa nanti dengan bertambah dewasa mereka akan bisa2 sendiri”. apakah benar seperti itu pak???
pak Arsendi … saya sangat setuju dengan artikel bapak yang sangat menarik .ternyata saya salah selama ini dalam mendidiknya. tapi bagaimana memperbaiki anak yang sdh SMA dan terlanjur sulit belajar
Halo ibu Tuntum Budiarti,
Terima kasih karena ibu memiliki kesadaran untuk mau berubah dalam mendidik anak. Tidak ada kata terlambat ibu. Ibu dapat mulai melakukan perubahan dalam mendidik anak ibu. INi saatnya, ibu dan anak ibu untuk melakukan pembicaraan dari hati ke hati mengenai pemikiran dan keinginan anak ibu. Tanyakan pula apa yang dapat ibu lakukan untuk membantu buah hati merasa dicintai.
Mengenai kurangnya motivasi belajar, perubahan dalam perlakuan biasanya dapat berimbas pada motivasi belajar. JIka tidak, tanyakan padanya rencana masa depan dan apa rencananya untuk mencapai rencana masa depannya. Apakah masa sekolah dan lulus ujian juga termasuk dalam rencana masa depannya ?
Jika ibu kesulitan ibu dapat meminta bantuan pada orang ketiga atau terapis untuk membantu anak ibu memikirkan rencana masa depannya.
Semoga bisa bermanfaat. .
Pak Aries terima kasih banyak artikelnya, artikel ini sangat bermanfaat bukan hanya untuk yang masih punya anak kecil tapi juga untuk yang udah punya anak-anak yang sudah besar.
dua anak saya yg satu karekternya ekstropet cepat rasa ingin tau tinggi tetapi tidak punya ketekunan klo melakukan pekerjaan rumit detil yang satu intropet sabar klo mengerjakan telaten sampai detil pertanyaannya bagaimana bentuk bimbingan /mendampingi anak2 saya menuju remaja tks
Terimakasih pak Aries, saya sangat senang bisa membaca tulisan bapak, mudah2an tulisan bapak dapat menjadikan banyak manfaat bagi kita para orang tua. txs
saya suka dengan tulisan pak Aries mudah-mudahan bermanfaat bagi saya.
Pak Aries Yth, Pak saya sudah menikuti seminar Bapak di Novotel Jakarta beberapa waktu yang lau, saya mau tanya new letter yang dikirimkan kok ngga ada di email saya ? apakah yg dimaksud News letter yang ada di homepage webside sekolah ortu. Satu lagi pertanyaan saya, bagaimana mengendalikan cara belajar anak kelas 4SD yang kinestetik supaya dia bisa belajar dengan baik. saya kesulitan untuk mendamping belajar secara total, karena ada adiknya yg kls 1SD juga butuh pendampingan total . apakah mungkin dia bisa belajar sendiri. bagaimana cara mengajarkannya. Terimakasih
pak aries yang terormat………
trimakasih sekali saya ucapkan kepad bapak, karena selama ini saya telah melakukan kesalahan besar dalam mengasuh anak.
anak saya perlakukan seperti robot dirumah, dan semua apa yang dia lakukan sangat saya tentukan. untuk informasinya ini memberikan saya banyak pandangan bagaimana sebaiknya mengasuh anak.
tapi maaf saya belum sempat ikut seminar bapak, karena saya masih belum ada waktu luang…. next time saya pengen ikut.
Yth Pak Aries,…
Terimakasih atas semua artikel yg Bpk tulis, semua sangat bermanfaat bagi saya sebagai seorang ibu dari 2 orang anak laki2 dan perempuan. 5thn dan 3 thn. Untuk anak yang pertama secara EQ dia sangat membanggakan orang tuanya, saya merasa semua artikel Bapak itu banyak yg telah saya terapkan di rumah, sehingga saya tdk banyak mengalami kesulitan untuk anak yang pertama (Raka). Bahkan ia mampu memberikan kejutan2 yg membahagiakan bagi kami. Hanya secara akademis dia sepertinya agak terlambat, tp saya yakin dg berjalannya waktu dia pasti mampu. Untuk anak yg umur 3thn (Rena) cenderung emosinal dan agak sulit dikendalikan, padahal kami mengasuhnya dengan pola yg sama. Setelah kami telaah bersama suami kami mengambil kesimpulan bahwa dia kurang perhatian dari ayahnya, dan dia sering cemburu dg posisi kakaknya yg sering kami banggakan. Akhirnya saya mengambil keputusan agar ayahnya harus meluangkan waktu khusus untuk dia sendirian, untuk mencurahkan waktu hanya untuk dia, misal jalan2 hanya dengan rena agar dia merasa dicintai dan juga mencintai ayahnya. Terimakasih atas semua ilmu yg telah bapak bagi, semoga akan lebih banyak lagi orang tua yg tertolong dg membaca artikel Bapak.
Pak saya sangat antusias mengikuti artikel – artikel yang disampaikan Bp Aries dimana bisa meluruskan paradigma yang selama ini salah tentang mengasuh anak. saya mau menanyakan jika kita bisa free akses selama 2 minggu mengenai artikel2 ini lalu bagaimana dengan kelanjutannya apakah ada member ,sehingga kita bisa intens mengikuti programnya karena lokasi saya tidak di surabaya dan bagaimana syaratnya.terima kasih
luar biasa! terima kasih untuk Gobind Vashdev yang telah mengenalkan saya kepada Sekolah Orang Tua 2 tahun lalu! dan terima kasih juga kepada pa Ariesandi atas ilmunya…. semoga dikemudian hari, ketika saya menikah dan punya anak kelak, ilma Bapak bisa saya terapkan. amin!
pak aries… anak saya masih baby( 6 bulan). apa yg harus saya persiapkan dan lakukan untuk mengasuh anak saya, agar kelak dia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik? trimakasih.
Halo ibu Ifa,
Jawaban pertanyaan ibu untuk bayi 6 bulan, sama dengan jawaban dari pertanyaan ibu untuk mendisplinkan anak di artikel tentang disiplin.
Untuk usia 6 bulan yang terpenting adalah rasa percaya dan rasa aman dalam diri si anak.
Anak yang percaya pada lingkungannya/ibu dan memiliki rasa aman akan tumbuh menjadi balita yang mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru maupun dengan orang baru.
Jadi penuhi 2 kebutuhannya ini pada masa sekarang.
Salam hangat penuh cinta untuk si kecil ya.