Sebagai orangtua, tahukah Anda, apa pertanyaan yang terus menerus ditanyakan anak sepanjang waktu di dalam pikirannya ? Baik dia lagi bermain, belajar, ngobrol dengan orangtua, lagi rewel dan waktu-waktu lain, kecuali waktu tidur kali ya, pertanyaan ini selalu ada dalam benak anak, baik secara sadar maupun secara tidak sadar.
Tahukah Anda apa pertanyaan itu ? Inilah pertanyaan yang selalu muncul di pikiran anak “Apakah orangtuaku mencintaiku ?” Anak secara konstan mencari jawaban pertanyaan ini dalam perilakunya. Saat anak rewel, dia sedang bertanya “Apakah orangtuaku mencintaiku ?” Saat anak lagi bermain dan melirik ke orangtuanya, dia juga sedang bertanya “Apakah orangtuaku mencintaiku ?”
Dan anak mendapat jawaban dari pertanyaan itu dari ucapan dan perilaku orangtua terhadap dirinya. Suatu saat anak yang merasa dicintai orangtuanya, sedang bermain dan tidak sengaja gelas kesayangan mamanya dijatuhkan dan pecah. Mamanya begitu marah pada anak ini dan memukul atau mencubit tangannya. Setelah kejadian itu, anak jadi kembali ragu dan bertanya apakah orangtuaku mencintaiku ? Dia mungkin jadi tambah rewel dan itulah cara seorang anak untuk mendapat jawaban dari orangtua.
Sebagai orangtua yang memang mencintai anaknya dan mengerti tentang hal ini, kita perlu belajar memberikan jawaban ke anak “YA, Saya Mencintaimu” dengan ucapan dan perilaku kita. Cinta yang kita perlu berikan adalah adalah suatu cinta tanpa syarat.
Bagi yang belum mengerti apa itu cinta tanpa syarat, saya jelaskan lebih dulu, cinta dengan syarat. Cinta dengan syarat ke anak adalah Anda hanya mencintai anak Anda saat dia berperilaku baik atau sesuai dengan yang Anda inginkan. Bila tidak, Anda memarahinya, Anda membentaknya atau dengan kata lain Anda tidak mencintainya.
Cinta tanpa syarat adalah cinta yang diberikan ke anak “apapun yang terjadi”. Tidak ada kondisi “nak, kamu harus begini begitu, baru papa/mama sayang sama kamu”. Cinta tanpa syarat adalah kita mencintai atau sayang dengan anak kita saat dia berperilaku baik, berperilaku buruk, ada kekurangan atau tidak. Cinta tanpa syarat tidak berarti kita setuju atau menyukai semua perilakunya. Juga tidak berarti kita membiarkannya melakukan hal-hal yang melanggar tata krama atau peraturan di masyarakat.
Banyak orangtua khawatir kalau sikap ini akan mengarah ke memanjakan anak. Pemikiran seperti ini keliru karena tidak ada cinta tanpa syarat yang terlalu banyak bagi seorang anak. Seorang anak mungkin “menjadi manja” karena ia dibesarkan dengan perilaku / cinta yang tidak pada tempatnya, tetapi tidak pernah karena cinta tanpa syarat.
Pendapat sebagian orangtua bahwa kalau anak berperilaku buruk harus saya marahi atau saya pukul agar dia tidak mengulangi lagi, itu tidaklah benar. Kalau cara seperti itu bagus, semestinya anak-anak yang nakal dan suka berkelahi, saat salah dipukuli atau dimarahi saja, mustinya beres kan ? Tetapi kalau kita mau melihat lebih dalam, anak-anak yang suka berkelahi di sekolah, seringkali adalah anak yang dirumah sering dimarahi atau dipukul orangtuanya. Jadi apakah efektif cara ini ?
Cinta tanpa syarat adalah cinta yang dibutuhkan anak agar dia merasa aman dan merasa nyaman di hatinya karena dia tahu orangtuanya mencintainya apa adanya sehingga dia mampu percaya diri dan anak malah semakin menurut dan mendengarkan orangtuanya. Anak akan semakin mengikuti aturan-aturan yang ditentukan orangtua. Anak tidak akan merasa perlu menentang orangtua untuk mendapat jawaban “Apakah orangtuaku mencintaiku”. Karena kunci dari pendidikan atau pendisiplinan baru dapat dilakukan secara efektif apabila anak merasa dicintai. Anak yang tangki cintanya penuh, mampu menanggapi bimbingan orangtuanya tanpa rasa permusuhan.
Tidaklah mudah memang mencintai anak tanpa syarat, menahan emosi dan kejengkelan adalah bagian dari kehidupan orangtua. Saya harus akui hal itu, saya tidak 100% selalu dalam kontrol saat menghadapi situasi tersebut, tetapi saya berusaha menjadi semakin baik.
Bila Anda termasuk orangtua yang tidak mudah menahan emosi atau kejengkelan saat anak berperilaku tidak sesuai dengan keinginan Anda, Anda bisa mendengarkan CD sesi hipnosis untuk meningkatkan kesadaran diri orangtua atau renungkan hal berikut ini :
- Ia masih anak-anak.
- Karena itu ia akan cenderung bertindak seperti anak-anak.
- Kebanyakan perilaku kekanak-kanakan memang tidak menyenangkan.
- Apabila saya melakukan tugas saya sebagai orangtua untuk mencintainya, meski perilakunya saat ini kekanak-kanakan, ia akan tumbuh dewasa dan meninggalkan semua cara yang kekanak-kanakan tadi.
- Apabila saya hanya mencintainya saat ia menyenangkan saya (cinta bersyarat), ia akan merasa tidak dicintai secara tulus. Hal ini akan merusak citra dirinya serta membuatnya merasa tidak aman, bahkan menghalangi tumbuh untuk memiliki perilaku yang lebih dewasa. Oleh sebab itu, saya bertanggungjawab atas perkembangan serta perilakunya sebagaimana halnya ia juga bertanggung-jawab tentang hal itu.
- Apabila saya hanya mencintai anak ketika ia memenuhi semua persyaratan atau harapan saya, maka ia akan selalu dihantui perasaan tidak aman, cemas, kurang menghargai diri sendiri serta memiliki rasa marah di dalam hati.
- Apabila saya mencintainya tanpa syarat, ia akan merasa nyaman terhadap diri sendiri dan akan mampu mengendalikan kecemasan serta perilakunya saat tumbuh dewasa.
Jadi sudahkan Anda memutuskan jawaban apa yang Anda berikan ke anak Anda ?
Saya percaya Anda akan mendapat manfaat dari pengetahuan ini. Selamat menjadi orangtua yang terbaik bagi anak Anda.
Komentar dan masukan tentang artikel ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang. Silakan isi form komentar di bagian bawah. Terimakasih sebelumnya !
Dear Pak Sukarto,
Artikel ini sangat menarik, tapi sedikit membingungkan dengan kondisi cinta tanpa syarat tsb.
Jika saya menegur keras putri saya (4th) karena berbuat salah hingga ia menagis, apakah itu juga berarti cinta saya adalah cinta bersyarat? Padahal justru karena cinta saya, maka saya menegurnya kadang dengan keras/sesuai bobot kesalahannya agar ia bisa membedakan salah atau benar.
Terima kasih atas jawaban Bapak.
Salam Sukses Selalu !
Chandra W
Artikel juga sangat membingungkan, apa lagi dilihat dari isinya.Padahal menurut yg pernah saya alami sebagai guru TK, byk pertanyaan anak anak seputar yg belum di ketahui, misal nya huruf, benda benda dan gambar.
Ada suatu pertanyaan yg sangat mendalam yaitu : Pak Guru, Tuhan itu siapa? dan tinggal dimana?…
Itulah sekelumit sifat dan tingkah laku anak, yaitu sifat keingintauan/eksplorasi.
Pak Chandra,
terima kasih atas komentar dan masukkannya. Saya beri contoh agak ekstrim di bawah agar jelas maksud dari cinta bersyarat.
Hampir semua orangtua yang menegur, menasehati, memarahi atau bahkan memukul anaknya, melakukannya karena perasaan cintanya agar anaknya berubah menjadi lebih baik.
Hanya saja yang kita perlu perhatikan adalah apa yang ada dalam pikiran si anak. Karena itulah yang paling penting. Apakah si anak saat ditegur atau dimarahi mengerti orangtuanya melakukannya karena sayang dengan dirinya atau anak merasa tidak dicintai atau orangtua hanya senang dengan dia kalau dia melakukan apa yang diminta.
Sering saya menjumpai orangtua yang saat lagi marahin anaknya mengucapkan kata-kata yang membuat anaknya jadi ragu akan ketulusan cinta orangtuanya. Contoh agak ekstrim yang sering terjadi pada orangtua yang frustasi karena anaknya berulang kali dinasehati gak bisa, sehingga orangtua emosi dan terlontar perkataan “kamu ini anak siapa sih ?” atau “Kalau kamu gak mau menurut, tidak mau berubah, papa mama sudah tidak mau ngurusin kamu !” dan bahkan kita pernah mendengar orangtua yang saking kesalnya ngomong “papa mama menyesal punya anak seperti kamu !!” Bayangkan kalau kita jadi anak dan dimarahi seperti itu.
Anak yang merasa dicintai bersyarat atau tidak tulus oleh orangtuanya, akan tumbuh perasaan tidak aman, tidak diterima dan akhirnya membuat harga dirinya tidak berkembang. Sehingga saat dewasa, seringkali anak mencari cinta atau pengakuan dari orang luar. Anak-anak yang bergabung dalam kelompok gang tertentu, seringkali mendapat penerimaan dari temannya, melebihi dari orangtuanya sehingga mereka jauh lebih menurut pada kata teman daripada kata orangtuanya.
Yang orangtua perlu belajar adalah cara untuk mendisiplinkan anak tanpa merusak harga diri anak. Tetap membuat anak merasa dicintai. Banyak cara untuk hal ini, mungkin saya akan menulis 1-2 artikel tentang hal tersebut.
semoga jawaban ini membantu pak Chandra,
salam,
Sukarto
Pak Sofyan,
terima kasih atas komentarnya. Saya mengerti maksud pak Sofyan bahwa anak-anak banyak bertanya ttg sekelilingnya karena masih dalam proses eksplorasi atau memenuhi keingintahuan.
Judul yang saya pilih “Pertanyaan yang paling sering ditanyakan anak ke orangtua” merupakan sebuah kiasan, bukan pertanyaan yang benar-benar diucapkan dari mulut seorang anak. Pertanyaan ini secara konstan muncul di pikiran bawah sadarnya.
Orang dewasa sebenarnya secara konstan di pikiran bawah sadarnya juga selalu membutuhkan penerimaan dari orang lain. Sebagai contoh : saat kita ke pesta atau lingkungan baru dimana banyak orang yang tidak kita kenal, kita cenderung mencari orang yg kita kenal atau bila kita ngobrol dengan orang barupun, kita mencari yang menerima kita dengan hangat. Kita menghindari ngobrol dengan orang yg dingin (tidak menerima kita).
Seorang anak sangat butuh penerimaan dari orangtuanya berupa cinta tanpa syarat. Hal ini akan membantu memiliki harga diri dan percaya diri yang baik.
Semoga penjelasan singkat ini bisa membuat hal ini lebih jelas.
salam,
Sukarto
Dear Pak Sukarto,
Terima kasih banyak atas penjelasan yang cukup detail yang juga dapat membuka kembali mata & hati saya yang kadang tertutup emosi atas kenakalan kanak2 putri kami, yang bahwsanya tentu saja masih sangat polos dan amat memerlukan bimbingan yang bijak untuk kelak dapat membedakan baik buruknya suatu perbuatan. Atas jawaban Bapak,semoga kami sebagai orang tua akan selalu ingat untuk dapat lebih baik dalam mengontrol diri dan selalu mencoba untuk lebih focus dalam memperhatikan/memberi perhatian dan menyelami hati putri kami, sehingga makna cinta tanpa syarat yang Bapak utarakan benar2 dapat dirasakan oleh putri kami dan harga dirinya walaupun ia masih kecil akan tetap selalu terjaga demi perkembangan mentalnya yang positiv.
Kami semua pasti menunggu artikel2 kelanjutan maupun artikel yang lainnya dari Bapak.
Terima Kasih & Sukses Selalu !
Chandra W
hmmmm banyak sekali pertanyaan anak yang sangat sulit dijawab selain mama sayang ga ya ma aku..
bagaimana menjelaskan ‘bgmn adik bayi trbentuk.. yang menurut agama kami man terbuat dari tanah.. koq ktnya dari darah juga dalam perut mama’
‘bgmn bentuk Tuhan/ Allah.. apakah punya telinga hidung mulut’
‘siapa yang menciptakan Allah.. kenapa’
dan banyaaak lagi yang lain.. tapi yang paling sulit adalah mengajarkan konsep Allah
sering kali pertanyaan mereka tidak qt sangka dan kami tidak siap menjawabnya.. bahkan tidak tahu harus menjawab apa.. betapa cerdasnya mereka
bagai mn cara supaya anak biar bisa tidur sore kira2 jam 20.00.
saat ini dia tidur paling malam jam 32.00 s/d 24.00,bangun tidur jam 07 s/d 08 pagi,terkadang tidur siang jam 13.00 s/d jam 16.oo
saya hanya dia tidur teeratur.(umur anak saya 3 tahun 5 bulan)apakah harus pake obat tidur?
makasih
Dearest Pak Sukarto,
Masya Allah..saya benar-benar senang sekali bisa nemu site seperti ini.Bisa membuka mata hati saya tentang apa yang sebenarnya saya lakukan pada anak saya selama ini.Mudah-mudahan situs ini bisa terus ada dan memberikan kontribusi yang baik pada sistem pendidikan yang dilakukan pada keluarga muda seperti saya yang masih sering kali menanamkan & menjalankan sistem pendidikan “warisan” dari orang-tua.Salam hangat dari kami sekeluarga, semoga dengan semakin banyaknya orang-tua yang mengerti,akan semakin baik mutu anak-anak penerus pembangunan negeri ini.
Best regards,
Bram&family
gimana caranya memberikan pengertian kepada anak (2th) agar mau makan, soalnya anak saya kalu lapar mintanya susu bukan makan? saya sdh kehabisan akal, terkadang saya jg loose control. gimana jg caranya agar anak bisa menepati janji yang dia ucapkan? padahal seingat saya,kami selalu berusaha menepati janji yang ucapkan untuk dia? toloong masukannya…
Pak, setelah membaca artikel ini saya merasa bersalah thd anak saya. Saya pernah mengeluarkan kata2 penolakan thd anak saya saat anak berusia 1,5 thn. Saya bahkan pernah melakukan kekerasan fisik(mendorongnya jika mendekati saya ) saya tidak mau anak saya merengek sambil memegangi kaki saya minta perlindungan jika saya marahi. Semakin dia minta perlindungan, saya semakin emosi. Kejadian2 tsb sdh berlgs cukup lama ( 2 thn lalu ). Pertanyaan saya, apakah anak masih bisa memaafkan ?? atau masih menyimpan dalam memory nya ? Bgm menghilangkan memory tsb ? Sdgkan saya sejak itu sudah bertobat dan merubah sikap saya, tetapi respon anak masih tetap merasa “tertolak”.
@martha: terimakasih atas sharing Anda. Awareness/kesadaran akan sebuah kesalahan adalah suatu awal. Memory sifatnya tidak bisa dihapus. Yang bisa dilakukan adalah mengisi memory anak Anda dgn hal-hal positif sedemikian banyak shg akhirnya yang negatif semakin lama semakin berkurang efeknya.
Ibarat gelas yang berisi air lalu diberi garam dan diaduk menjadi satu, air menjadi asin, kita sudah tidak bisa menghilangkan garamnya saja. Yang bisa dilakukan untuk membuatnya menjadi tawar adalah mengisi air terus menerus (air di sini simbol hal-hal positif) ke dalam gelas shg meluber, dan pada akhirnya rasa asin (pain pada anak) semakin lama semakin berkurang.
Itulah satu-satunya hal yang bisa dilakukan. Tidak ada kata terlambat. Semoga jawaban singkat ini bermanfaat bagi Anda dan keluarga.
Terima kasih banyak atas tanggapannya, Pak
memang betul pak, apabila saya lagi emosi karena ulah anak, saya pernah keceplosan bicara, “Kamu seperti anak tidak pernah dididik saja, atau apa memang mama yang tidak bisa mendidik kamu ?”
tetapi memang kata2 yang sudah terlanjur keluar tidak bisa saya tarik kembali, semenyesal apapun saya, dan saya mungkin juga tidak tahu dalam diamnya, apa yang ada dalam pikiran anak saat saya marah, sebenarnya saya marah kalau anak tidak sopan, dan tidak hormat pada orang tua…..
Thanks artikel2nya memperkaya pengetahuan kami
Saya sbg orang tua sangat protective thd anaknya. Saat ini saya kebingunan tidak mau belajar padahal sedang menghadapi ujian nasional kelas III SMP. Kelihatan sekali anak saya kehilangan motivasi belajar. Padahal saya tidak pernah melakukan /melontarkan kata2 kasar kepada anak ini. Anak sangat introvert dan tidak begitu bisa mandiri.
Halo ibu Ina,
Inilah saatnya ibu melakukan rekonsiliasi dengan anak remaja ibu. Tanyakan kepadanya hal-hal apa yang membuat dirinya merasa dicintai oleh ibu dan ayah. Tanyakan ini dalam kondisi saling sharing bukan interograsi. terima saja apapun yang dikatakan oleh anak. Mintalah maaf jika selama ini ada perilaku ibu dan ayah yang menyebabkan anak merasa tidak dicintai.
Ketiadaan motivasi internal dalam diri anak, biasanya lebih disebabkan karena pembiasaan untuk tidak boleh memiliki pemikiran sendiri dan keinginan sendiri, serta banyaknya tuntutan terhadap anak.
Jika ibu ingin mempelajari teknik memotivasi belajar anak. ibu dapat mempelajari melalui vcd rahasia membuat anak ketagihan belajar yang dapat ibu pesan melalui cs sekolahorangtua.
Salam hangat untuk ibu sekeluarga
Terima kasih artikenya Pak. Saat saya membacanya saya sedang menyesal karena baru saja mencubit anak saya yg berusia 2th. Hal tersebut baru pertama saya lakukan, dan semoga tidak pernah saya lakukan lagi. Saya melakukannya karena kuatir dengan kesehatan anak saya, saat ini sedang banyak penyakit, dan anak saya bermain di tempat umum yang kotor dan terdapat hal-hal yang bs menimbulkan penyakit. Saya sudah memperingatkan secara halus sampai dengan suara keras tp anak saya tidak mengindahkan. Akhirnya karena saya emosi terjadilah pencubitan tersebut. Namun sekarang saya menyesal sekali, apapun alasannya saya tidak boleh melakukan kekerasan thd anak saya, dan agar anak saya tidak meniru hal tersebut.
setelah saya membaca artikel ini, saya jadi mengerti maksud dari mencintai anak tapi keraguan dan kebimbangan itu pasti selalu ada. anak saya laki-laki berumur 4 tahun, anak saya cenderung suka memukul dan menendang saya setiap dia marah. saya yakin karena kebiasaan yang telah saya terapkan salah hal itu saya lakukan sebelum saya mengikuti program ini, setelah saya mengikuti program ini sekuat mungkin saya tidak melakukan kekerasan terhadap anak saya tapi anak saya kalau marah masih suka memukul dan menendang saya, apakah dengan saya terapkan mencuintai anak seperti artikel ini nanti tidka membuat anak saya kalau besar dan dewasa malah semena mena terhadap saya ???? itu yang mmebuat saya bingung dan ragu.. terima kasih…..
alhamdulillah, apakah saat ini sudah di publish artikel tentang cara mendisiplinkan anak? kami tunggu ya?
saya sampe nggak tau lagi deh mau bilang apa, kecuali terima kasih byk2 atas sharingnya untuk publik….semoga amal ibadahnya mdpt penggantian yg lebih dan lebih krn dari forum ini bisa dpt byk sekali manfaat2 utk jadi orang tua yg selalu mau belajar mjd lebih baik dan pada akhirnya nanti akan dipraktekkan ke para malaikat – malaikat kecilnya……………….jadi pesan untuk semua orang tua dan terutama sekali untuk mari lakukan yg terbaik dan janganlah kita merubah para malaikat kecil kita menjadi para setan kecil kita… (biar nggak pada strees saking inget sama dosa krn sdh pada nyubitin anaknya ya…lol)
maksudnya pesan diatas terutama sekali untuk saya yang sering geregetan bgt sama anak sampe akhirnya anak kena cubit