ArtikelParenting

Proses Pendidikan Anak merupakan Bentukan dari Lingkungan atau Bawaan Alamiah? – Bagian 2

cita citaku 2

Pada artikel sebelumnya, anda telah dijelaskan mengenai bawaan alamiah yang ada dalam diri tiap anak. Sekarang kita akan membahas mengenai hal-hal yang tergolong sebagai bawaan alamiah yang ada dalam diri anak.
Apakah bawaan alamiah itu ? Bawaan alamiah adalah bekal sejak lahir yang dimiliki oleh tiap anak yang terdiri dari  

  1. Genetik. Tahukah anda bahwa genetik (kromosom) yang diturunkan oleh orangtua kita mempengaruhi perilaku sosial yang kita tampilkan ? Begitulah hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang pakar biologis Harvard, David Haig. Selama ini, kita mengenal bahwa kromosom menurunkan ciri-ciri fisik dari kedua orangtua kepada anaknya namun penelitian terbaru menemukan bahwa sifat-sifat, karakter dan kebiasaan ternyata juga diturunkan dari orangtua kepada anak mereka melalui gen. Anak kembar yang dipisahkan sejak lahir dan mendapatkan pengasuhan yang berbeda pun masih memiliki ciri perilaku yang sama. Penemuan penurunan sifat, karakter dan kebiasaan sosial ini terjadi disebabkan ilmuwan saat ini telah mampu memetakan gen dalam diri manusia dengan lebih detil lagi.     
  2. Jenis kelamin dan hormon. Gender yang berbeda akan mempengaruhi hormon yang produktif di dalam tubuh. Hormon ini mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh tiap gender. Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh juga dapat mempengaruhi perilaku. Wanita lebih mudah terkena depresi karena ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Anak laki-laki dinilai lebih agresif disebabkan adanya hormon testoteron dalam dirinya. Itu sebabnya mengapa secara instingtif, banyak orangtua telah membedakan cara pengasuhan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.  
  3. Cara menjalin ikatan emosi dengan orang lain. Ada anak yang dapat online casino canada dengan mudah bergaul dengan orang baru. Namun ada juga anak yang lebih sulit menerima keberadaan hal-hal baru dalam lingkungannya. Ini merupakan faktor bawaan yang telah ada sejak lahir. Tidak berarti anak yang introvert memiliki konsep diri yang rendah. Hanya saja energi yang mereka punyai lebih diarahkan ke dalam diri mereka sendiri daripada keluar diri mereka. Konsep diri rendah dan tidak percaya diri merupakan polusi yang didapat dari pola asuh yang terjadi di lingkungannya.
  4. Perkembangan otak. Otak manusia mengalami perkembangan yang bertahap. Selama berkembang, otak akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh anak kita. Itulah sebabnya mengapa anak perempuan lebih cepat berbicara dibandingkan dengan anak laki-laki atau mengapa anak perempuan lebih menyukai permainan yang melibatkan perilaku sosial dibandingkan anak laki-laki yang lebih menyukai permainan yang melibatkan aktivitas motorik kasar.  

Faktor-faktor tersebut diatas hanya dijelaskan secara singkat karena keterbatasan ruang. Jika anda ingin mempelajari lebih detil, anda dapat mengikuti online home course yang diadakan oleh Sekolah Orangtua guna lebih memahami â??Siapa anak kita ?â?. Program ini akan diluncurkan dalam waktu dekat ini di bulan Agustus.

Seringkali, kita sebagai orangtua kurang memahami bawaan alamiah yang ada dalam diri anak sehingga kita menjadi lebih sering menuntut anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginan kita atau tuntutan sosial/masyarakat. Contohnya : ada seorang anak yang memang memiliki karakter untuk mengobservasi lingkungan sebelum ia terlibat didalamnya. Padahal orangtuanya lebih menyukai anak yang mampu langsung bergaul dengan orang lain. Apa yang terjadi kemudian ? orangtua tersebut langsung memborbardir anak dengan perkataan,â?Ayo, sana main. Tidak perlu malu-malu.â? Atau, â??Anakku ini lohâ?¦ pemalu banget kalau ketemu orang. Gak tahu anaknya siapa ? Padahal papa mamanya supelâ? Perkataan ini dikatakan di depan anak. Itulah asal mula lahirnya kepribadian seorang anak pemalu.

Mengasuh sesuai dengan bawaan alamiah seorang anak tidak berarti kita serba membiarkan dan membolehkan atau menjadi orangtua permisif. Supaya tidak terjebak menjadi orangtua permisif, anda perlu mengenali bawaan alamiah anak anda dan nilai-nilai hidup apa yang hendak anda tanamkan dalam diri anak. Jika anak berperilaku menyimpang atau tidak sopan, anda tetap perlu mengarahkannya.

Pengasuhan yang kita terapkan dengan mengikuti bawaan alamiah anak akan membantu anak untuk lebih mengenal dirinya sendiri. Dengan demikian, kelak anak menjadi nyaman dengan dirinya sendiri dan nyaman pula memutuskan tujuan hidupnya. Pondasi terdasar kebahagiaan adalah bersahabat dan menerima diri sendiri sebagai apa adanya.

Salam hangat penuh cinta untuk anda sekeluarga.
Sandra Mungliandi, M Psi., Psikolog.

Related Articles

13 Comments

  1. benar sekali apa yang ada dalam artikel ini, memang kalau kita ingin punya anak yang baik cerdas dan taat sama orang tua, sebelumnya kita mesti selektif dalam menentukan pasangan kita. jadi pepatah jawa itu emang ada benarnya juga lho.BIBIT, BEBET DAN BEBETNYA perlu kita tahu. SETUJU…!?

  2. Halo Pak Dayat…
    Tapi untunglah pak, manusia juga dibekalli oleh keinginan belajar dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik lagi. Sehingga bibit bebet bobot bisa menjadi terlindas oleh niat dan keinginan yang satu ini….

    Salam hangat penuh cinta untuk bapak sekeluarga

  3. Emang bener orang kuna ya..ada B5 (bbt,bbet,bibbt dll) …..
    B5 menjadi arahan /modal genetik keturunan selanjutnye minimal dasaranya….Sopasti dilengkapi update belajar di lingungannye pasti….
    gimana buguru….? so pasti hidup bahagia penuh cinta ….

  4. saya setuju sekali dengan artikel ini, untuk itu saya akan berusaha untuk melihat sifat-sifat dari kami berdua sebagai orang tua yg memang menurut kami adalah kelemahan, dan sekiranya juga dimiliki oleh si anak maka kami coba mengcounter-nya dgn sebaliknya mengarahkan dengan cara menanamkan nilai-nilai baik melalui perilaku yang kami contohkan sendiri, karena bagaimanapun seorang anak akan melihat /mencontoh orang tuanya (jadi sekaligus juga kami melakukan perbaikan diri demi si buah hati)

  5. Hallo bu Sandra…
    Anak saya usia 6th, dia memiliki karakter sadarnya sosial norm dan karekter bawah sadarnya tempramental, bagaimana cara mendidik yang baik untuk kedua karakter tersebut?

  6. Halo juga Bapak Taufiq.

    Untuk usia 6 tahun, pengaruh lingkungan lebih banyak berperan pada pembentukan karakter anak. Jadi, proses mendidiknya juga perlu melihat bagaimana cara dia diasuh selama ini.

    Saya kurang memahami maksud pertanyaan bapak. Apakah arti pertanyaan bapak adalah : Anak memahami aturan-aturan di lingkungan namun kurang mampu menerapkan dan sangat ekspresif dalam menunjukkan emosinya ?
    Jika iya. Maka, bapak perlu merenungkan cara perlakuan yang telah ia terima selama ini. Apakah lingkungan telah konsisten menjalankan hal yang diomongkan dan hal yang ditampilkan. Jika tidak ada kekonsistenan, dapat dipastikan anak akan menirunya dan menganggapnya ketidakkonsistenan adalah hal yang wajar.

    Salam hangat penuh cinta untuk Bapak Taufiq dan si Kecil.

  7. Halo Bu Sandra, terima kasih u artikelnya..sangat menarik..Aku punya masalah Bu, saat ini anak saya berusia 2,5 tahun (laki2)..kami sebg ortu ingin untuk selalu berada di sampingnya terutama dalam proses tumbuhkembangnya ini..tetapi saat ini saya sangat bingung menentukan pilihan, karena dlm wkt dekat saya harus ke flores (Diterima PNS di sana). sementara istri saya PNS di sby..istriku blm bisa lgsng ikt saya, jadilah dia bersama anakku tetap di sby u wkt krng lbh 2 tahun ke dpn..nah persoalannya saya tidak kuat meninggalkan mereka ber2 di sby.. terutama saya tidak bisa memperhatikan tumbuh kembang anak saya dlm kurun wkt 2 thn itu..Saya mau tanya seberapa beratnya kah masalah yg akan dihadapi oleh anak saya bila saya meninggalkan dia dlm usia yg masih 2,5 thn ini..Kira2 apa saja masalah yg mungkin timbul bila dia ditinggalkan ayahnya di usia yg msh sangat dini ini..mengingat dia sudah sangat dekat dengan saya…sy berada diantara 2 pilihan yg sm beratnya antara anakku atau PNS…mohon saran dan masukannya bu..Ma kasih sebelumnya..maaf kl ceritanya kepanjangan…kl bisa jawabannya ke email saya…

  8. Halo Bapak Frans,

    Mohon maaf saya tidak mengetahui alamat email anda. Jika diijinkan mohon saya diberikan alamat email Anda sehingga saya bisa menjawab via email pribadi.

    Terima kasih

  9. halo bu sandra,numpang nanya dong,ada ga yang bikin research tentang pengaruh ethnic terhadap parental style?kalo ada, bole minta info tentang research nya ndak? makasih~~~~~

  10. Halo ibu Tina,

    Mohon maaf untuk research yang mendukung hipotesis itu, saya tidak memilikinya.
    Tapi kalau dari logika saya, pasti budaya akan mempengaruhi parental style seseorang. Karena parental style sebenarnya merupakan hasil pola pikir seseorang. Pola pikir seseorang merupakan hasil bentukan dari lingkungan/budaya.

    Selamat meneliti ibu.

  11. “salam kenal….Ibu sandra.

    saya yono, sekarang tugas di wamena-Papua…!
    saya mau tanya tentang faktor2 apa sajakah yang mempengaruhi pembentukan emosi anak usia 6-12 tahun, ?

    bagaimanakah langkah yang tepat untuk seorang guru dalam membantu proses pembentukan emosi anak usia 06-12 tahun agar anak dapat mengendalikan emosinya..?
    terima kasih atas perhatiannya.

Back to top button