ArtikelParenting

Salah Motivasi – Takutlah yang Didapat! Tips Motivasi SekolahOrangtua.com

Motivasi … kata populer dalam mendidik anak-anak – dan juga karyawan. Mulai dari orangtua hingga kepala sekolah, pasti pernah melontarkan kata ajaib ini. “Anak ibu kurang motivasi. Tolong ya dimotivasi di rumah”. Atau “Motivasinya mudah dipengaruhi teman-temannya, jadinya dia sering ikut-ikutan ulah temannya. Tolong diperhatikan ya”. Pernah mendengar himbauan ini ?

Apakah motivasi itu? Menurut kamus Merriam-Webster’s 11th, motivasi adalah sesuatu (seperti kebutuhan atau keinginan) yang menyebabkan seseorang mau bertindak atau bereaksi. Definisi yang baik, bukan ? Karena baiknya, banyak orang yang menggunakannya namun seringkali kelebihan dosis, sehingga menjadi kurang tepat guna.

Ada seorang anak laki-laki yang bernama Brave – lahir di urutan pertama. Pandangan yang beredar di masyarakat menyatakan bahwa seorang anak laki-laki harus mampu tumbuh menjadi anak pemberani dan bisa melindungi adik-adiknya maupun orangtuanya. Namun pada perkembangan anak ini, terjadi penyimpangan. Si anak tumbuh menjadi anak yang takut suasana gelap dan takut suara guntur.

Sebagai orangtua, penyimpangan ini disikapi dengan pemberian motivasi seperti ini, “Mama aja, dulu waktu masih kecil berani sama gelap. Waktu itu umur mama masih lebih kecil dari kamu loh. Masa kamu sudah SD masih saja takut. Kalau kamu masih bayi, wajar takut sama gelap. Sekarang kan sudah gede. Udah punya adik lagi.”

Atau ”Ayo… dong kak … masa sama guntur aja takut. Kan ada mama disini.” Atau “Ingat loh… nama kakak kan Brave, artinya itu pemberani. Jadi anak yang pemberani dong”.

Motivasi yang diberikan sang Bunda, justru membuat Brave menjadi lebih ciut nyalinya menghadapi suara keras dan gelap. Bahkan rasa takutnya ini merembet menjadi takut bertemu orang lain.

Rasa takut Brave terhadap gelap tentu punya sejarah sebelumnya. Usut punya usut, ternyata ketika Brave masih batita, pernah dikunci di kamar mandi oleh baby sitternya. Pengalaman traumatis ini, yang belum mendapatkan penanganan terbawa hingga sekarang dan diperparah dengan kesalahan memberi motivasi pada Brave. Maksud/niat sang ibu adalah baik yaitu menumbuhkan keberanian dalam diri anaknya namun kurangnya satu langkah dalam pemberian motivasi menyebabkan motivasi tersebut tidak diterima dengan baik oleh bawah sadar si anak. Langkah apakah yang kurang ?

Berikut langkah-langkah pemberian motivasi agar lebih berhasil dan didengar oleh anak.

1.    Pahami dan terima semua perasaan dan pikiran anak

Rasa takut, rasa malas, rasa tidak aman, rasa cemas, pastilah berawal dari pemikiran         yang salah yang tercipta dalam otak anak. Tugas kita pada saat awal ini adalah                    menggali kesalahan-kesalahan pemikiran dari anak yang menyebabkan ia memiliki             rasa takut dan perasaan negatif lainnya. Setelah mendapatkan pemikiran salah yang melatarbelakangi munculnya perasaan             itu, maka tugas selanjutnya adalah menerima dan memahami perasaan dan                         pemikiran tersebut. Kesalahan terbesar orangtua adalah justru menertawakan,                 mengabaikan dan meremehkan perasaan dan pemikiran anak. Akibatnya, anak                 menjadi semakin jauh dengan kita, sebagai orangtua dan ia menjadi tidak berani                 terbuka dan jujur lagi.

Ada juga anak yang tidak termotivasi dalam belajar lebih dikarenakan ia merasa kurang diperhatikan oleh orangtua. Dampaknya ia menjadi malas belajar supaya mendapatkan perhatian walaupun negatif.

Dengan dimarahi atau ditemani ketika belajar, anak mendapatkan hal yang diinginkannya yaitu perhatian dan dekat dengan orangtua. Jika hal ini yang terjadi             pada diri anak Anda terimalah perasaan kurang diperhatikan tersebut dan mulailah             memberikan perhatian pada anak dengan memiliki waktu berdua – diluar jam                     belajar.

2.    Katakan bahwa kita pernah mengalami perasaan serupa saat kecil (Atau jika tidak pernah, tetap katakan pernah mengalami).

Saat  anak mengetahui bahwa orangtua juga pernah mengalami hal serupa maka ini akan  membantu anak mengerti bahwa perasaannya adalah alami dan wajar. Selain itu, ia juga akan melihat diri kita sebagai seorang manusia yang sama dengan dirinya.

Perasaan sama ini akan semakin membuat figur kita menjadi mudah untuk dijangkau oleh anak. Apabila ada orangtua yang hanya menceritakan kehebatannya di masa kecil dapat dibayangkan kemungkinan apa yang terjadi.

Kemungkinan itu adalah anak  akan merasa rendah diri. Hal ini dikarenakan anak merasa orangtuanya adalah manusia yang super hebat. Sedangkan dirinya adalah manusia kecil yang tidak berdaya. Hal ini tentunya akan menciptakan jurang pemisah  yang semakin lebar antara orangtua dan anak secara tidak sadar. Bahkan ada anak yang merasa bahwa dirinya bukanlah anak dari orangtuanya, hanya karena ia merasa tidak sehebat papa atau mamanya. Atau kemungkinan lain, anak akan berusaha mati-matian menjadi diri orangtuanya ketika kecil (dengan bersikap dan berbicara yang mirip). Pada kasus yang ekstrem, anak akan kesulitan menjadi diri sendiri dan mengenal diri sendiri.

3.    Berikan pemikiran yang benar

Setelah tahu latar belakang pemikirannya yang membawa pada munculnya perasaan yang negatif, tugas kita selanjutnya adalah meluruskannya. Misalnya jika anak merasa takut dengan ujian yang akan dihadapi besok. Cukup katakan “Terkadang rasa takut itu membuat kita menjadi lebih siaga sehingga lebih waspada terhadap apa  yang akan dihadapi besok. Jadi rasa takut itu sebenarnya pengingat kita untuk menghadapi suatu tantangan”. Atau “Kadang-kadang mama harus menghadapi dulu tantangannya, kerjakan dulu dan selesaikan dulu, baru akhirnya mama sadar bahwa sebenarnya mama itu pintar juga lo.” “Ujian itu memang rasanya menakutkan tapi kalau kita sudah belajar, istirahat yang cukup, mama rasa pasti kita semua akan berhasil melewati. Kalaupun ternyata masih kurang memuaskan ya … tidak masalah         … nanti pasti akan lebih baik lagi.”

4.    Berikan sugesti bahwa kita percaya pada kemampuan anak.

Pemberian sugesti ini akan membantu anak untuk mempercayai dirinya sendiri. Kadang kala rasa percaya diri timbul ketika ada satu orang yang percaya bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu tantangan. Bagi seorang anak “satu orang” itu adalah kita sebagai orangtuanya, orang terdekatnya. Cukup katakan “Papa  percaya, malam ini kamu akan tidur dengan enak dan besok akan buka mata dengan badan yang segar.” Atau “Mama yakin ujian besok dapat kamu kerjakan dengan teliti dan rapi,  kerjakan saja dan nikmati semuanya, ok!”

Saya yakin dan percaya bahwa para pembaca sekalian akan mendapatkan hasil yang luar biasa menerapkan hal tersebut di atas karena apa yang saya bagikan ini adalah hal yang mendasar yang kami berikan juga pada para klien SekolahOrangtua dalam ruang terapi dan konseling kami.

Informasi lebih detail tentang seluruh proses yang holistik dapat Anda pelajari dalam materi Parenting HomeCourse.

Salam hangat penuh cinta untuk Anda sekeluarga,

Sandra M.,MPsi.,Psikolog  (Partner Konselor dan Terapis SekolahOrangtua.com)

Related Articles

26 Comments

  1. saya telah membaca artikel dan buku anda. dan saya tertarik. kalau blh saya usul tolong jangan mengatasnamakan satu agama padaproduk-produk anda.jadikan produk-produk anda berdasarkan hasil penelitian baik langsung atau melalui referensi

  2. Thanks untuk penulisan artikel2nya, sangat membantu dalam mendidik anak2. Ternyata, sering kata2 atau tindakan saya sebagai orangtua kurang sesuai dengan psikologi masa kini. Jadi tau deh sekarang… dan masih harus banyak belajar lagi dari artikel2 Anda selanjutnya.

  3. Ternyata memotivasi anak itu tidak mudah ya…. Pada dasarnya kita harus melatih diri untuk memahami apapun prilaku anak-anak kita sebelum menyampaikan harapan kita. Terima kasih telah berbagi ilmu

  4. dame sangat berterima kasih atas semua pelajaran yang diberikan sekolah orangtua, ternyata selama ini dalam mendidik anak2 untuk memberikan contoh, banyak sekali yang kurang baik dalam mengarahkan apalagi kalo anak sedang takut saya bingung tadinya tp setelah saya baca articelnya baru saya bisa membedakan untuk hal yang positif.

  5. makasih banyak atas saran, yang sangat bermanfaat ini. bu sandra, atau pak sandi yg baik hati, saya ingin bertanya. sekarang saya dalam masa kebingungan masalah memilih sekolah untuk putra saya yang ke 2 yang masih berumur 2th 7bln. dsisni yang ingin saya tantakan yaitu ada 2 pilihan sekolah yaitu sunshinse dgn full english n 5 hari seminggu tetapi tidak ada pelajaran agamanya, maaf karena agama islam. playgroup al azhar sakinah tanpa enlish n 3 kali seminggu. masalahnya suami saya blh aja di sunshine sampai tk tetapi sd nya tetap di al azhar. saya tertarik di sunshine karena selain english tiap hari anak mendapatkan pr dan lebih lagi matematika untuk tk aja sama persis seperti sd kelas 1. menurut ibu atau bpk sekolah yang baik itu harus memberatkan anak g untuk seumuran 3 sampai 6 th? thank u

  6. Dear Bp. Ariesandi & Team,

    Saya ga tahu lagi gimana supaya anak saya yang kelas 3 SD mau belajar (maunya main). padahal sudah saya kasih iming iming yang dia inginkan, tapi tetap aja ga pengaruh.

    Yang ingin saya tanyakan adalah gimana sih supaya dia mau belajar tanpa disuruh terus. Terima kasih atas saran-sarannya.

    Salam,

    Rosalia

  7. nah itu dia, kita sbg ortu kerap kali lupa memotivasi anak secara benar. Malah yg sering nakut2in atau ngancam anak. Smg kita terus ingat artikel ini untuk membuat anak termotivasi dng benar.

  8. Terima Kasih banyak atas artikelnya. Saya juga sedang belajar untuk memotivasi diri sendir dan kemudian menularkannya kepada Anak saya dan orang2 terdekat saya. Namun karena ketidaksempurnaan manusia, terkadang hal yang sebaliknya yang terjadi. Tapi saya tidak mau menyerah, karena Motivasi adalah salah satu bentuk INVESTASI untuk Orang2 yang kita CINTAI.

  9. Trima kasih bpk. Sandi & Bu Sandra atas artikelnya, ini benar2 membantu saya u.membangun Motivasi anak2 saya karena anak saya yang ke dua kls 3 SD mengalami sering takut, dan kurang percaya Diri , Tips ini benar cocok u.saya lakukukan karena memang sebagian Tips yang Ibu berikan ini blm saya lakukan, saya percaya dengan melalukan tips ini dengan baik dan sabar saya akan melihat perubahan pada diri anak saya oc GBU

  10. Terima kasih atas informasi yang diberikan, saya sebagai konselor sekolah sangat megharapkan lebih banyak lagi informasi tentang anak..
    sukses selalu GBU

  11. Ibu Mona yang baik,
    Saya bisa memahami mengenai kebingungan ibu untuk memberikan yang terbaik bagi putra ibu. Hal penting yang perlu ibu perhatikan dalam memilih sekolah untuk putra ibu adalah rasa senang/happy yang ada dalam diri putra ibu selama mengikuti proses belajar di sekolah.
    Sekolah yang bisa memberikan kenikmatan dan ke-enjoy-an dalam mengikuti proses belajar adalah sekolah yang menyeimbangkan pemberian aspek akademik dan psikologi si anak. Karena banyak penelitian faktor sukses kehidupan seseorang bukan terletak pada keterkenalan sekolah namun lebih banyak pada faktor diri sendiri. Banyak lo, orang dewasa yang sekolah di sekolah favorit namun tidak enjoy selama proses mereka belajar (hanya enjoy pada proses excuse, pertemanan) bahkan banyak juga yang berhenti belajar setelah lulus dari sekolah mereka (alergi untuk memegang buku lagi).
    Mengenai agama, faktor pendidik terbaik dalam agama adalah keluarga. Biasanya sekolah hanya mengajarkan teori keagamaan saja namun untuk sisi spritual masih kurang diajarkan. Untuk itu, pondasi agama yang benar sebaiknya memang dari rumah.
    Semoga jawaban singkat ini bisa membantu ibu dan suami.
    Salam hangat penuh cinta untuk Anda sekeluarga,
    Sandra

  12. Ibu Rosalia Ruslan yang sedang khawatir,
    Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi enggan untuk belajar. Faktor ini yang perlu ibu telusuri dalam diri anak ibu. Ada kemungkinan anak ibu merasa pelajaran yang didapat terlalu sulit buat dia atau ia memiliki trauma tersendiri dengan pelajaran atau ia juga jarang melihat ayah ibunya belajar sehingga ia merasa bahwa belajar tidak penting.
    Setiap kemungkinan penyebab memiliki pemecahan tersendiri. Namun yang terpenting adalah jika tangki cinta kasih anak penuh biasanya ia akan dengan sendirinya akan belajar kok. jika ingin tahu tentang tangki cinta, ibu bisa mendengarkan dari CD yang disediakan oleh Sekolah Orangtua atau ibu bisa membaca artikel di website ini.
    Salam hangat penuh cinta untuk keluarga anda.
    Sandra

  13. Dear Bu Sandra ,
    Terima kasih atas artikelnya, ckp bagus cuma kdg2 penerapan di dlm msg2 keluarga susah2 gampang ,maksudnya msg2 anak punya kepribadian berbeda jd kt hrs menyesuaikannya dgn pribadi msg2.Tapi saya akan semaksimal mungkin menerapkan cara2 anda kepada anak2 saya.
    Saya sendiri Ibu dgn 3 putra lg bingung memilih sekolah yang mana lebih baik untuk mereka. saat ini mereka bertiga bersekolah Full day selama 5hr,Sabtu 1/2 hr saja,system sekolahnya, national plus school dgn bhs.pengantarnya Inggris.Yang paling besar akan masuk SMP kls I, yg nomor dua Kls 4 SD dan yang terkecil akan masuk Kls 1 SD.Sekarang kami ingin memindahkan mereka dekat Kompleks perumahan kami dengan system sekolahnya National Plus jg , Full Day school selama 5hr.Tapi banyak teman yang bilang mutu sekolah tsb kurang bagus karena lbh condong ke barat2an.Lebih byk Field Trip nya drpd belajar di kelas.
    Kita sih memilih sekolah tsb krn jaraknya dekat dgn rumah kita,jd bisa menghemat bensin, gaji supir dan school fee jauh lbh murah dibanding sekolah lama. jadi menurut Ibu Sandra mesti gimana yah?

  14. Banyak-banyak terima kasih atas artikel yang selalu di berikan selama ini. Sangat membantu saya karena saya memiliki anak yang baru masuk SD dan yang kecil baru setahun. Semoga lebih banyak lagi artikel yang dapat membantu kami para ortu untuk lebih memahami anak-anak kami.

  15. Trimakasih Ibu Sandra atas artikel2nya yang sangat mengena.
    Selama ini saya sering membandingkan anak saya dengan anak lain atau bapaknya sendiri yang dulu berprestasi dengan maksud untuk memotivasi mereka. Ini saya lakukan karena saya sering bingung motivasi apalagi yang bisa mengena buat anak2, karena saya lihat anak saya santai…sekali. Apakah cara saya ini salah bu Sandra??

  16. Motivasi ini sangat perlu buat setiap orang yang ingin merubah hidupnya dan meraih cita – citanya, dan saya sangat tertarik dengan artikel motivasi ini, lanjutkan trus menulis motivasi yang lain …..

  17. Terima kasih atas artikelnya, kebetulan saya lagi punya masalah menangani anak saya yang baru kelas 1 SD, baru satu minggu ini setelah liburan 2 minggu lebaran pulang kampung, ketika baru masuk sampai saat ini anak saya mengalami perubahan prilaku menjadi takut sekolah, ngambek pengennya pulang gak mau sekolah dan takut sama teman-temannya. Nah pertanyaan saya bagaimana mengatasi masalah ini supaya anak kembali berani dan mau sekolah? trims

  18. Halo Bapak Budi Hartono.
    Untuk sementara ini, bapak bisa membaca artikel saya di web SO ini mengenai anak yang mogok sekolah. Bapak bisa mengaksesnya di bagian artikel.

    Semoga bisa membantu.

  19. Dear ibu sandra dan Team,
    Bagaimana ya memotivasi anak usia 6 dan 9 thn untuk mandiri. Anak sy yg pertama usia 9 tahun kelas lV sd, susah sekali sy ajarkan utk mandiri, sebagai contoh setiap hari apabila sy tidak menanyakan, menyuruh dia untuk belajar, mengerjakan pr, merapikan buku yg akan dibawa esok hari, dia akan tenang2 saja tidak berbuat apa2 setelah makan malam. Dan apabila sy memberi perintah atau mengingatkannya utk belajar baru dia lakukukan itupun setelah sy berbicara berulang-ulang. Pernah beberapa kali saya diamkan saja, dan akibatnya dia lupa mengerjakan pr, dan ada beberapa buku pelajaran yg tidak terbawa keesokan harinya krn dia terburu-buru menyiapkannya di pagi hari. Dan tentu saja dia ditegur dan dihukum guru kelasnya, sebenarnya hukumannya hanya disuruh menulis di kertas agar agar dia berjanji tidak lupa lagi mengrjakan tugasnya, tapi rasa malu krn diejek temannya lah yg mungkin membuat dia jadi takut untuk masuk sekolah.
    Kadang di pagi hari ketika akan berangkat sekolah dia akan gelisah dan takut ada pr yg terlupa atau tkt dimarahi gurunya lalu dia berdoa sblm berangkat sklh agar hr itu dia tidak dimarahi gurunya.
    Tapi tetap saja pada malam harinya dia kembali tidak segera bergegas mengerjakan pr atau merapikan buku dan ini selalu terulang setiap hari. Saya jadi bingung bagaimana menasihati, memotivasi anak sy ini, karena setiap hari saya nasihati atau saya marahi tetap saja dia selalu mengulangi kesalahan yg sama. Mohon pendapat ibu dan team , terima kasih byk atas perhatiannya.

  20. Halo ibu Indri,
    Sebelumnya, karena kesibukan saya, saya mohon maaf atas lamanya jawaban saya.
    Apakah anak ibu cowok ? biasanya tanggung jawab anak laki-laki memang lebih lambat terbentuknya dibandingkan anak perempuan. namun masih bisa dilatih agar dapat berkembang sesuai usianya.
    Usia 9 tahun masih membutuhkan pengawasan dalam pengerjaan tanggung jawabnya.
    Ajak anak ibu berbicara dari hati ke hati. tanyakan hal-hal ini :
    1. Apakah kamu suka sekolah ?
    2. Apa yang dapat dilakukan agar kamu mau dan bisa mengerjakan pr, blajar dan merapikan buku ?
    3. Apakah yang dapat mama bantu untuk membantu kamu dalam tugas sekolah ?
    4. Kapan waktu yang tepat buat kamu untuk mulai melihat agenda (melihat tugas-tugas kamu dirumah) ?
    Ibu, dapat membantu dengan meluangkan waktu ibu untuk ikut-ikutan belajar di samping atau dekat dia (dengan membaca buku, bukan majalah atau koran) ketika anak ibu mengerjakan PR. Selain, anak dapat segera meminta bantuan ketika ia kesulitan, ia juga dapat melihat jika mamanya juga suka belajar.
    Jika ibu ingin mengetahui lebih detil, ibu dapat membaca buku Rahasia mendidik anak agar sukses dan bahagia karangan bapak Ariesandi. atau melihat DVD rahasia membuat anak ketagihan belajar yang dapat ibu pesan melalui CS Sekolahorangtua.

    Selamat mencoba,

Back to top button